Ia juga menambahkan, penerimaan yang baik dan keramahan, serta rasa kepemilikan yang dirasakan di Kelurahan Petamburan menjadi awalan yang baik dalam menjalankan tahapan-tahapan dan bagian dari kegiatan jamu klinik ini.
Sedangkan, Benedict Cheong selaku Chief Executive, dari Temasek Foundation yang juga pendukung dari program ini menegaskan, Jamu Klinik merupakan bentuk dukungan pertukaran pengetahuan untuk membantu pemukiman perkotaan di Jakarta dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) setempat.
Benedict percaya bahwa dalam membuat Asia berkembang, semua pihak dapat berkolaborasi dan bekerja sama untuk memulihkan perekonomian di pandemi COVID-19 ini.
Model kewirausahaan program ini mengacu pada pedoman pengembangan masyarakat yang dirancang oleh Sekolah Seniman Pangan dengan mengikuti tiga prinsip yaitu: Foodpreneurship dengan mengubah komoditas yang bernilai rendah menjadi bernilai produk, Farm Preneurship dengan mengubah hasil kebun menjadi produk yang siap diolah komoditas yang bernilai ekonomis, dan juga Service Preneurship dengan memanfaatkan produk makanan melalui toko makanan dan layanan pengiriman.
Pelaksanaan kegiatan ini bekerja sama dengan Pemerintah Kota Jakarta Pusat dan Provinsi DKI Jakarta untuk menyediakan pelayanan kesehatan dan keahlian teknis dalam pengelolaan tanaman. Kegiatan akan diarahkan langsung oleh Indonesia Resilience (IRES) yang merupakan LSM lokal yang telah bekerja sama lebih dari setahun untuk mengembangkan komunitas Petamburan. IRES akan memfasilitasi masyarakat untuk dapat memulai tahapan dan langkah dari kegiatan jamu klinik ini.
Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan turut hadir pada acara pembukaan kegiatan jamu klinik dan meluncurkan secara resmi bahwa program ini sudah dimulai. Jakarta sebagai Kota Kolaborasi menjadi wadah yang tepat untuk dapat bekerjasama dalam menghadapi pandemi serta dampaknya.
“Kolaborasi dan kegiatan relawan merupakan salah satu bentuk usaha agar dapat menggerakan perekonomian ini. Dalam gerakan kolaborasi dibutuhkan kepercayaan dan transparansi terhadap setiap kebijakan yang dibuat. Semoga kegiatan ini dapat menjadi bentuk respon cepat dan tepat dari kolaborasi IRES, SUTD, dan Temasek Foundation terhadap masyarakat yang rentan dalam aspek ekonomi akibat Pandemi COVID-19,” tutur Anies.
Ketua dari Lee Kuan Yew Centre for Innovative Cities, Singapore University of Technology and Design, Profesor Cheon Koon Hean berharap besar agar kolaborasi ini dapat membantu pemulihan ekonomi.
“Semoga kegiatan ini dapat berkelanjutan dan memberikan dampak yang lebih luas untuk warga Petamburan,” ujar Profesor Cheon Koon Hean. [rif]