Scroll untuk baca artikel
Olahraga

Reece James, Bek Sayap Mesin Gol Chelsea

Redaksi
×

Reece James, Bek Sayap Mesin Gol Chelsea

Sebarkan artikel ini

BARISAN.CO – Siapa yang tak terpukau dengan penampilan Reece James. Meski berposisi sebagai fullback, pemain satu ini justru telah menceploskan empat gol untuk Chelsea di Premier League musim ini.

Tak ketinggalan, Pelatih Chelsea, Thomas Tuchel pun turut memberikan pujian untuknya. Malahan, sempat terlontar ide darinya untuk memasangkan kedua strikernya, Romelu Lukaku dan Timo Werner sebagai fullback seperti James. 

Tentu, ide itu hanya candaan, dengan maksud supaya Werner dan Lukaku bisa tampil setajam James yang saat ini menjadi top skor Chelsea di Liga Inggris 2021-2022 dengan empat golnya. Torehan golnya ini mengungguli jumlah gol striker The Blues, ia unggul satu gol atas Lukaku dan dua gol atas Werner.

Tak mudah menjadi pemain serba bisa, namun itulah justru keunikan James. Bahkan, ketika harus mengisi posisi sebagai bek tengah sekalipun dalam skema tiga bek, ia mampu bermain rapat.

Karier Reece James

Apabila mengkilas balik rekam jejak karier James, maka kita akan temukan ia yang saat itu berusia enam tahun dan sudah lulus dari program pembinaan Cobham, akademi milik Chelsea. Kala itu, ia justru sering bermain sebagai striker sebelum kemudian dimainkan sebagai gelandang.

Sebaliknya, di musim 2015/16, ia justru lebih sering menempati posisi sebagai bek kanan atau gelandang. Sebagai pemain dengan kekuatan kaki kanan, ia dianggap lebih pas di posisi itu.

Benar saja, tak butuh banyak waktu untuk beradaptasi, James langsung nyetel di posisi barunya sebagai bek kanan. Tendangan kaki kirinya pun tak kalah kuat, sehingga tak jarang ia dirotasi ke beberapa posisi.

Sampai akhirnya, di musim 2015/16 itu, ia menjalani debutnya di skuat utama Chelsea U-18, dan juga ia menjadi sosok penting dalam kesuksesan timnya menyabet Treble Winner semusim kemudian.

Selama gelaran Youth Cup ia tak pernah absen, dan berhasil juga menjadikan Chelsea sebagai juara bertahan. Tak hanya itu, ia juga menciptakan momen manis saat semifinal di White Heart Lane dengan mencetak gol brilian lewat tandukannya.

Maret 2017, James akhirnya menandatangani kontrak profesional pertamanya di klub yang berdurasi hingga akhir musim 2018/19. Di saat yang sama juga, di musim panas, ia membantu Inggris meraih kesuksesan di Toulon Tournament. Penampilannya pun apik dan posisinya di tim utama nyaris tak tergantikan.

Pada musim 2017/18, James mengemban ban kapten Chelsea U-18. Lagi-lagi, ia mampu tampil konsisten sepanjang musim, sehingga timnya berhasil menjuarai FA Youth Cup sekaligus juga James terpilih sebagai Academy Player of the Season.

Di Juni 2018, Chelsea langsung mengamankan tanda tangan salah satu talenta terbaik dari akademinya ini dengan kontrak durasi empat tahun. Wigan yang tengah di berjuang di divisi Championship pun kemudian langsung meminjamnya selama semusim penuh.

Hanya semusim saja di sana, James tak hanya berhasil membantu Wigan bertahan di divisi Championship, tapi juga terpilih sebagai Player of the Year dengan perolehan 96 persen dari suara suporter The Latics. Bermain sebagai bek kanan dan gelandang tengah, James nyaris tak tergantikan di skuat utama.

Pilihan Utama Tuchel

Kini, di Chelsea, dengan asuhan eks pelatih Borussia Dortmund itu, James adalah pilihannya untuk mengisi posisi wing-back dalam formasi tiga bek, 3–4–2–1 atau 3–4–1–2. 

Dalam skema Tuchel, wing-back tak hanya bermain menjaga kelebaran tapi juga kunci dari permainan ofensif khasnya. Dengan wing-back menambal lubang yang ditinggalkan winger saat menyerang hingga ke half-space. Dan juga, Tuchel memberikan keleluasaan wing-backnya untuk ikut membantu menusuk ke dalam kotak penalti saat situasi overload di lini serang.