Jadi begini, pengerukan ini akan jalan terus, pengerukan sungai, waduk bahkan ke depan penggalian terowongan MRT. Tanahnya pun akan ditimbun di tempat ini. Karena itulah ada kajiannya dan dari hasil kajian AMDAL lokasi yang dibutuhkan adalah sebesar 155 hektar. 120 hektar di sisi timur dan 35 hektar di sisi barat yang juga disediakan kawasan yang nanti akan bersebelahan dengan stasiun MRT di Ancol.
Lalu, selama 11 tahun ini berjalan tenang-tenang saja, mengapa? Ya sederhana karena penimbunan ini tidak mengganggu kegiatan nelayan. Kawasan ini jauh dari perkampungan nelayan. Kawasan ini berdampingannya dengan apa? Berdampingan dengan kawasan industrI Ancol dengan Pelabuhan Tanjung Priok, dengan daerah pantai Taman Impian Jaya Ancol dan terkait lingkungan hidup. Pihak Ancol diwajibkan untuk melakukan AMDAL dan semua kewajiban turunannya.
Karena itu saya tegaskan bahwa pelaksanaan pengembangan kawasan Ancol ini memang bukan bagian dari proyek reklamasi yang bermasalah itu. Di kawasan ini akan diambil 3 hektar dari 120 yang direncanakan dari 20 (hektar) yang sudah ada hanya 3 hektar untuk membangun Museum Sejarah Nabi. Lahan yang sekarang terbentuk akan dimanfaatkan untuk pengembangan. Dirasakan manfaatnya bagi masyarakat luas dan bukan cuma untuk Museum Sejarah Nabi. Tapi ini menjadi kawasan pantai terbuka untuk masyarakat dan kita ingin kawasan Ancol menjadi yang terbesar dan yang terbaik sebagai kawasan liburan di Asia. (Red)