Scroll untuk baca artikel
Terkini

Rekor Baru! 170.078 Kendaraan Lintasi Jalan Tol Pada Arus Balik H+4 Lebaran

Redaksi
×

Rekor Baru! 170.078 Kendaraan Lintasi Jalan Tol Pada Arus Balik H+4 Lebaran

Sebarkan artikel ini

Kunci Strategi Kendalikan Arus Mudik 2022

Selama arus mudik lebaran tahun 2022, Heru menjelaskan terdapat dua kunci manajemen arus lalu lintas yang diterapkan dengan hasil kerjasama berbagai pihak.

“Pertama adalah penggunaan teknologi terkini dalam bidang road transportation, sebagai decision support system yang mendukung keputusan pimpinan puncak di Kepolisian dan Jasa Marga dalam memutuskan penanganan volume lalu lintas yang jumlahnya luar biasa,” sebutnya.

“Dan yang kedua, koordinasi lintas sektoral yang sangat intensif dan melibatkan seluruh pemangku kepentingan secara komprehensif,” tambahnya.

Pasalnya, kata Heru, sudah tiga bulan sebelum arus mudik, bahkan sebelum adanya keputusan pelonggaran perjalanan antar kota. Pihak pemangku kebijakan sudah membahas intensif perencanaan arus mudik, dengan berbagai skenario.

Koordinasi ini dilakukan khususnya dengan Kepolisian/Korlantas, sebagai pemegang diskresi semua rekayasa lalu lintas, juga dengan semua pemangku kepentingan lain, seperti Ditjen Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan, Ditjen Bina Marga Kementerian PUPR, Badan Pengatur Jalan Tol, bahkan dengan dinas-dinas Provinsi, seperti Dinas Pekerjaan Umum, Dinas Kesehatan, dan lain-lain.

“Koordinasi pada level pengambil kebijakan, didukung lagi, dengan dioperasikannya dalam Lebaran tahun ini, konsep Intelligent Transportation System (ITS) yang dimiliki Jasa Marga, di Jasa Marga Tollroad Command Centre (JMTC),” ucapnyam

Di mana JMTC sebagai the eye of the tollroad turut mengumpulkan seluruh informasi lalu lintas jalan tol melalui beberapa sumber, seperti pantauan 1.913 CCTV, 26 speed camera, 39 CCTV analytic traffic counting, 19 RTMS (Remote Traffic Microwave Sensor), 7 WIM (Weigh in Motion).

Serta informasi dari laporan petugas di lapangan serta informasi dari pelanggan melalui call center 14080, untuk selanjutnya diolah dan disampaikan kembali hasilnya kepada pimpinan puncak untuk pengambilan keputusan serta kepada pengguna jalan tol untuk membantu mereka dalam merencanakan perjalanan.

Dengan dilengkapi dengan ATMS (Advanced Traffic Management System), yaitu sebuah sistem yang akan menganalisis kondisi kepadatan di jalan tol dengan menghitung data volume kendaraan, dibandingkan dengan kapasitas jalan tol.

Pada saat volume kendaraan mendekati kapasitas maksimal suatu ruas, maka sistem akan memberikan peringatan kepada petugas untuk selanjutnya dilakukan rekayasa lalu lintas, seperti, contra flow, ramp metering, atau one way.

Outputnya selain untuk pengambilan keputusan, Heru juga mengatakan bahwa pengguna jalan tol, melalui 235 buah DMS (Dynamic Message Sign) yang ada di jalan tol Jasa Marga, dan melalui mobile apps Jasa Marga, yaitu Travoy 3.0.

“Dalam penanganan arus mudik lebaran, penggunaan JMTC ini membantu dengan menginformasikan secara real time, jika kapasitas lajur atau kapasitas gerbang sudah terpenuhi 60% dari kapasitas terpasang, maka akan diambil keputusan oleh Kepolisian sebagai pemegang diskresi, untuk melakukan rekayasa lalu lintas,” terangnya

Mengingat, turur Heru, untuk rekayasa lalu lintas one way, dibutuhkan waktu dua jam untuk melakukan clearance di jalur yang akan dilakukan oneway agar keamanan dan keselamatan pengguna jalan terjaga.

“Saat dilakukan clearance, biasanya kapasitas terus naik, sehingga saat kedatangan lalu lintas mencapai puncaknya, di lapangan penambahan kapasitas melalui oneway atau contra flow sudah digelar dan siap digunakan,” pungkasnya. [rif]