Semakin hari BEC semakin berkembang. Banyak mahasiswa yang berdatangan untuk belajar. Tingginya minat membuat BEC membuka beberapa cabang dengan nama yang berbeda. Dua lembaga kursus itu bernama Happy English Course (HEC 2) dan Effective English Conversation (EECC).
Kalend kemudian mendorong murid-muridnya untuk mendirikan lembaga kursus lain. Beberapa muridnya kemudian membuka lembaga kursus, meneruskan trik belajar bahasa Inggris ala Kalend yang singkat kepada masyarakat. Perlahan demi perlahan, lembaga kursus di desa tersebut semakin bertambah. Saat ini, jumlahnya mencapai ratusan.
Tempat kursus itu berdiri atas nama perseorangan maupun kelompok. Warga yang merasa memiliki kemampuan bahasa Inggris mumpuni bahkan percaya diri membuka kursus privat di rumahnya. Hanya bermodalkan tikar atau karpet, rumah sepetak, dan bangku – bangku mini, mereka bisa mendapatkan puluhan murid.
Mereka juga menetapkan biaya kursus yang sangat terjangkau. Berkisar Rp60 ribu – Rp500 ribu per bulannya. Ada juga yang menetapkan biaya kursus Rp75 ribu untuk dua minggu. Jadwal kursus bervariasi, mulai Senin hingga Jum’at atau Senin hingga Sabtu.
Beberapa lembaga kursus juga menyediakan camp. Harganya berkisar Rp500 ribu – Rp1 juta, sudah termasuk tempat tinggal dan program kursus untuk satu bulan.
Berbeda dengan lembaga kursus bahasa asing lainnya, Kampung Inggris tak pernah manjanjikan apa-apa. Tapi dengan harga yang relatif murah dan waktu kursus yang singkat, Kampung Inggris telah berhasil membantu orang – orang dalam belajar bahasa Inggris, sukses berkarir dan mendapat beasiswa sekolah atau kuliah.
Keberadaan dan kesuksesan Kampung Inggris membuktikan bahwa belajar bahasa asing tidak mahal dan tidak sulit. Tak heran bila Ridwan Kamil ingin membangunnya di Jawa Barat. [ysn]