BARISAN. CO – Sehari setelah penyerangan terhadap penulis The Satanic Verses, Salman Rushdie di New York, muncul pertanyaan bagaimana pelaku mendapatkan akses ke acara tersebut yang tampaknya tindakan pencegahan keamanan tidak maksimal.
Salman diserang pada Jumlat pukul 10.47 waktu setempat di Chautaqua Institution. Tempat itu dapat menampung sekitar 4.000 orang itu, dua pertiganya penuh.
Novelis itu ditikam beberapa kali termasuk di bagian leher dan perutnya. Mengutip Guardian, agennya, Andrew Wylie mengatakan, liver Salman telah rusak dan kemungkinan besar akan kehilangan matanya. Itu disampaikan Andrew pada Sabtu (13/8/2022).
Agennya juga mengonfirmasi, Salman telah melepas ventilator dan mulai dapat berbicara.
Menurut seorang pengacara, Paul Susko yang datang ke lokasi tersebut, tidak ada pengamanan yang dapat menghentikan orang naik ke panggung.
Dia datang ke acara itu bersama putranya dan duduk di barisan depan sisi panggung, tempat tersangka bersama Hadi Matar (24) bergegas ke arah penulis.
“Tidak ada keamanan yang terlihat di sekitar panggung pada saat serangan,” ujarnya kepada situs berita lokal goerie.com.
Pada hari Sabtu, jaksa Jason Schidmt menuduh Hadi menuduhnya sengaja melukai Salman, mendapatkan izin terlebih dahulu ke acara, dan tiba sehari lebih awal dengan ID palsu. Menurut Jason, tindakan penyerangan itu direncanakan.
Dalam sebuah pernyataan, Hadi dituduh atas percobaan pembunuhan tingkat dua dan penyerangan tingkat dua. Pelaku mengajukan pembelaan tidak bersalah selama di pengadilan.
Sedangkan pembela umum, Nathaniel Barone mengeluh karena pihak berwenang terlalu lma membawa Hadi ke depan hakim sementara membiarkannya terikat di bangku barak polisi negara bagian.
“Dia memiliki hak konstitusional praduga tidak bersalah,” kata Nathaniel.
Seorang hakim memerintahkan pelaku ditahan tanpa jaminan.
The Satanic Verses terbit jauh sebelum Hadi lahir. Namun, menurut laporan, aktivitas media sosialnya menunjukkan kekagunan terhadap Iran dan ketertarikan pada ekstremisme Syiah.
Dua minggu yang lalun, Salman berbicara kepada majalah berita Jerman Stern tentang keselamatannya. Dia mengatakan hidupnya akan jauh lebih berbahaya jika media sosial ada pada saat dia menulis The Satanic Verses, “Lebih berbahaya, jauh lebih berbahaya”.
Kelompok bersenjata pro-Iran di Lebanon, Hizbullah kepada Reuters mengatakan, mereka tidak tahu apa-apa tentang Hadi Matar. Surat kabar Kayhan yang dekat dengan Ali Khaemenei, pemimpin tertinggi Iran mengapresiasi tindakan Hadi.
“Seribu bravo harus diberikan kepada orang yang berani dan patuh menyerang Salman Rushdie yang murtad dan jahat di New York,” tulis surat kabar tersebut.
Beberapa orang di ibu kota Iran yang bersedia diwawancara The Associated Press memuji serangan itu. Salahsatunya ada Reza Amiri, seorang pengantar barang berusia 27 tahun.
“Saya tidak kenal Salman Rushdie, tetapi saya senang mendengar dia diserang karena menghina Islam. Ini adalah nasib bagi siapa saja yang menghina kesucian,” ujarnya.