Scroll untuk baca artikel
Kesehatan

Inilah Sebab Orang Terkejut Bisa Langsung Mati

Redaksi
×

Inilah Sebab Orang Terkejut Bisa Langsung Mati

Sebarkan artikel ini

Orang terkejut bisa langsung mati karena penderita penyakit ini memiliki refleks kaget yang berlebihan ketika menanggapi suara dan sentuhan

BARISAN.CO – Banyak orang di dunia ini yang menyukai berbagai kejutan, dari kejutan itu berharan akan ada kebahagiaan yang tiada disangka. Kejutan-kejutan kecil dalam hidup terkadang menyenangkan, itulah sebabnya banyak orang menyukai kejutan. Namun jangan dikira bahwa maksud baik dari kejutan tersebut akan berefek baik pula, karena dari kejutan itu juga bisa berakibat fatal.

Apalagi jika terkejut sampai kaget dan membuat orang meninggal, itu adalah musibah yang memilukan. Hal ini memang tidak akan terjadi pada semua orang tetapi jells perlu diwaspadai. Ada beberapa orang yang memiliki kelainan ini. Oleh para ilmuwan, kondisi kaget yang dapat memicu kematian ini disebut hyperekplexia. Jadi terkejutpun bisa membuat orang meninggal dunia.

Umumnya rasa kaget itu muncul karena orang tersebut tidak siap dan mengalami sesuati atau mendengar suara yang keras secara mendadak, sehingga tubuh menjadi kaget.

Setiap orang memiliki respons kaget yang berbeda-beda tergantung pada batas toleransinya. Ketika kaget biasanya disertai dengan tanda-tanda fisik lainnya seperti jantung berdebar-debar, detak jantung yang lebih keras dan cepat serta kadang napas yang pendek tapi cepat (berburu).

Baru-baru ini, para peneliti di Inggris telah menemukan gen penyebab munculnya kelainan yang disebut penyakit kaget atau lebih resmi disebut hyperekplexia.

Penderita penyakit ini memiliki refleks kaget yang berlebihan ketika menanggapi suara dan sentuhan. Respon kaget akan diikuti dengan kekakuan otot yang dapat menyebabkan gangguan pernapasan dan kematian mendadak.

Penyakit aneh ini disebabkan oleh mutasi genetik ganda sehingga menyebabkan sel saraf tidak dapat berkomunikasi dengan baik. Secara khusus, mutasi ini mempengaruhi proses pemindahan suatu molekul yang disebut glisin untuk dipindahkan antar sel.

Glisin mengirimkan sinyal penghambat yang mengurangi respon terhadap suara, kebisingan dan sentuhan. Pada penderita penyakit kaget, sinyal-sinyal penghambatan ini tidak berjalan. Akibatnya, stimulus justru diperkuat dan berakibat bahaya.

Dalam laporan penelitian yang dimuat Journal of Biological Chemistry, para ilmuwan di University College London dan Swansea University di Wales menganalisis informasi dari 93 orang pasien penyakit kaget di seluruh dunia.

Para ilmuwan berhasil mengidentifikasi 19 mutasi genetik baru penyusun protein GlyT2 yang bertanggung jawab untuk mengangkut glisin ke dalam sel. Peneliti juga menemukan bahwa mutasi pada GlyT2 merupakan penyebab utama 8 kasus penyakit kaget di Inggris dan Spanyol.

“Temuan baru ini menegaskan bahwa mutasi pada gen GlyT2 adalah penyebab utama penyakit ini. Jika sel-sel saraf tidak mendapat cukup glisin, maka glisin yang dilepaskan juga tidak akan cukup. Hal ini menghalangi transmisi sinyal penghambat,” kata peneliti, Beatriz López-Corcuera.

Peneliti menjelaskan bahwa kelainan ini sudah ada sejak lahir. Pada bayi, penyakit ini dapat menyebabkan sindrom kematian bayi mendadak atau sudden infant death syndrome (SIDS). Gejala ini biasanya berkurang setelah setahun pertama dan umumnya bayi dapat bertahan sampai dewasa.

Hal yang sama juga akan terjadi pada manusia dewasa seperti halnya bayi ditahun-tahun pertama. Alasannya karena bayi ataupun orang tersebut tidak memiliki system perangkat keseimbangan tubuh yang kuat seperti manusia biasa.