Peran pribadi netizen juga menjadi hal yang sangat penting, budaya latah tidak akan hilang jika netizen itu sendiri enggan untuk menghilangkannya.
Netizen dapat mulai mengembangkan ketertarikan akan literasi suatu hal, sehingga mereka tidak ikut terbawa arus oleh suatu hal yang sedang viral. Tingkat ilmu netizen menjadi suatu hal yang dapat menuntunnya, dengan demikian sikap gegabah yang dapat merugikan dapat terhindarkan.
Masifnya arus informasi juga menjadi pintu yang dapat bermanfaat untuk mengasah dan menggali suatu ilmu. Pendidikan formal bukan menjadi satu-satunya tempat menggali ilmu pada era modern ini. Sebab, keterbukaan arus informasi memungkinkan seseorang untuk belajar secara otodidak demi mendapatkan ilmu.
Ada banyak yang dapat dilakukan para netizen dalam menyikapi suatu hal yang baru. Netizen dapat belajar pada channel edukatif di Youtube ataupun website lain, dengan catatan pahami betul kredibilitas sumber ilmunya.
Hal ini untuk memastikan bahwa narasumber memang memiliki ilmu yang liner dan mumpuni. Dengan demikian, informasi yang netizen dapatkan memang valid dan tidak bias.
Demi mengatasi sikap “latah” netizen Indonesia dalam hal NFT, diperlukan suatu aksi riil dari pemerintah dan juga pribadi netizen. Kedua hal tersebut menjadi saling bersinergi demi tercapainya netizen Indonesia yang tidak “latah” akan suatu fenomena baru. [dmr]