Selain dengan judul laporan, tidak ada referensi lebih lanjut tentang ekonomi hijau dan tampaknya istilah tersebut digunakan sebagai renungan oleh penulis. Pada tahun 1991 dan 1994 penulis merilis lanjutan dari laporan pertama berjudul Blueprint 2: Greening the world economy dan Blueprint 3: Measuring Suistainable Development.
Kemudian, tema laporan Cetak Biru pertama adalah bahwa ekonomi dapat dan harus membantu kebijakan lingkungan, hasilnya untuk memperluas pesan ini ke masalah ekonomi global, seperti perubahan iklim, penipisan ozon, penggundulan hutan tropis, dan hilangnya sumber daya di negara berkembang. Semua laporan dibuat berdasarkan penelitian dan praktik di bidang ekonomi lingkungan selama beberapa dekade.
Pada tahun 2008, istilah tersebut dihidupkan kembali dalam konteks diskusi tentang respons kebijakan terhadap berbagai krisis global. Dalam konteks krisis keuangan dan kekhawatiran resesi global, UNEP memperjuangkan gagasan paket stimulus hijau dan mengidentifikasi area spesifik di mana investasi publik berskala besar dapat memulai ekonomi hijau (Atkisson, 2012). Ini mengilhami beberapa pemerintah untuk menerapkan paket stimulus hijau yang signifikan sebagai bagian dari upaya pemulihan ekonominya.
Bulan Oktober 2008, UNEP meluncurkan Inisiatif Ekonomi Hijau untuk memberikan analisis dan dukungan kebijakan untuk investasi di sektor hijau dan untuk menghijaukan sektor yang tidak ramah lingkungan. Sebagai bagian dari Inisiatif ini, UNEP menugaskan salah satu penulis asli Blueprint for a Green Economy menyiapkan laporan berjudul Global Green New Deal (GGND), yang dirilis pada April 2009 dan mengusulkan campuran tindakan kebijakan yang akan merangsang pertumbuhan ekonomi. Pemulihan dan sekaligus meningkatkan kesinambungan perekonomian dunia.
GGND meminta pemerintah untuk mengalokasikan sebagian besar dana stimulus untuk sektor hijau dan menetapkan tiga tujuan: (i) pemulihan ekonomi; (ii) pengentasan kemiskinan; dan (iii) pengurangan emisi karbon dan degradasi ekosistem; dan mengusulkan kerangka kerja untuk program stimulus hijau serta kebijakan domestik dan internasional yang mendukung (UNEMG, 2011).
Menjelang Konferensi Perubahan Iklim PBB di Kopenhagen tahun 2009, PBB mengeluarkan pernyataan antar-lembaga yang mendukung ekonomi hijau sebagai transformasi untuk mengatasi berbagai krisis. Pernyataan tersebut mencakup harapan bahwa pemulihan ekonomi akan menjadi titik balik bagi respons internasional yang ambisius dan efektif terhadap berbagai krisis yang dihadapi umat manusia berdasarkan ekonomi hijau global.