Scroll untuk baca artikel
Blog

Sejarah di Balik Pembangunan Museum Bung Karno Blitar

Redaksi
×

Sejarah di Balik Pembangunan Museum Bung Karno Blitar

Sebarkan artikel ini

Laporan Tempo edisi 20 April 2003 mencatat, proyek museum ini mengambil dana APBN sejumlah Rp4,5 miliar, dan APBD Jawa Timur sejumlah Rp1,5 miliar. Pelaksana pembangunan diserahkan PT Adhikarya dan diselesaikan dalam waktu 10 bulan, sebelum akhirnya diresmikan oleh Presiden Megawati Soekarnoputri.

Keberadaan Museum dan Perpustakaan Bung Karno ini tentu saja penting bagi Indonesia. Sebagai representasi dari “museum kepresidenan”, museum ini dapat disejajarkan dengan The John F. Kennedy Presidential Library and Museum di Boston, atau Ho Chi Minh Museum di Hanoi.

Namun, jelas yang lebih berat daripada membangun infrastruktur gedung adalah merawat dan terus melengkapi isinya.

Lebih berat lagi adalah kenyataan bahwa perpustakaan dan museum, sampai sekarang, tidak lebih populer dibanding makam. Dan peziarah tidak sama dengan pengunjung museum dan perpustakaan. Oleh sebab itu, membuat orang tertarik mengunjungi museum dan perpustakaan ialah penting untuk terus diupayakan. []