Scroll untuk baca artikel
Blog

Sejumlah Fakta Seputar Layang-Layang; Dari Sejarah Hingga Festival Internasional

Redaksi
×

Sejumlah Fakta Seputar Layang-Layang; Dari Sejarah Hingga Festival Internasional

Sebarkan artikel ini

BARISAN.CO – Layang-layang menjadi permainan yang bisa dimainkan oleh semua kalangan usia. Di Indonesia, jenis permainan ini termasuk musiman, meski banyak dimainkan. Namun tahukah anda sejarah awal dari layang-layang?

Melansir dari berbagai sumber, ditemukannya layang-layang pertama kali ditemukan pada abad ke-5 SM di Cina. Kala itu, layang-layang digunakan oleh militer untuk mengirim pesan serta mengukur jarak. Legenda menyebutkan saat itu, layang-layang dapat mengeluarkan suara untuk menakuti musuh.

Pada zaman Dinasti Tang, layang-layang menjadi populer dan digunakan oleh semua orang untuk kesenangan. Berbahan dari kain sutera dan bambu, dirancang seperti burung di udara dengan sayap dan biasanya berwarna merah yang berarti keberuntungan.

Beberapa layangan juga terpasang peluit atau senar yang bisa menghasilkan suara harmonis. Beberapa orang bahkan menambahkan lonceng ke tali layangannya.

Bahasa Cina untuk layang-layang adalah 风筝 (Fēngzhēng) artinya kecapi angin. Orang Cina percaya melihat layang-layang di langit yang tinggi dapat mempertahankan penglihatan dengan baik.

Begitu juga ketika seseorang memiringkan kepala ke belakang untuk melihat layang-layang di langit, dengan mulut sedikit terbuka akan menghilangkan kelebihan panas tubuh sehingga memberikan keseimbangan Yin-Yang yang sehat.

Sempat Dilarang

Meski kental dengan sejarah dan budaya, menerbangkan layang-layang sempat dilarang di Cina selama Revolusi Kebudayaan. Tepatnya, antara tahun 1966 hingga 1976, bagi siapa pun yang menerbangkannya di depan umum akan mendekam di penjara selama tiga tahun dan layanganya dihancurkan.

Berbeda dengan Cina, di tahun 1760, pemerintah Jepang melarang masyarakatnya karena masyarakatnya dianggap lebih menyukai bermain layang-layang daripada bekerja. Sedangkan di Jerman Timur, layang-layang besar dilarang karena kemungkinan manusia bisa mengangkat Tembok Berlin.

Tak afdol rasanya, membahas layang-layang tanpa mencolek Benjamin Franklin. Sosok ilmuwan asal Amerika Serikat ini mulai tertarik pada listrik pada pertengahan 1740-an.

Selama hampir satu dekade, dia melakukan eksperimen listrik. Pada tanggal 10 Juni 1752, Benjamin menerbangkan layang-layang selama badai petir dan mengumpulkan muatan listrik untuk mendemonstrasikan adanya hubungan antara petir dan listrik.