BARISAN.CO – Ada beragam jenis vaksin Covid-19 beredar, seperti AstraZeneca, Sinovac, Pfizer, Janssen, Vaksin Covid-19 Biofarma maupun Moderna. Melalui vaksin Covid-19 diharapkan menjadi solusi mengatasi Pandemi Covid-19 yang telah melumpuhkan beragam aktivitas. Seperti kita ketahui bersama bahwa kerja vaksin adalah sebagai pencegahan dan bukan sebagai obat.
Artinya system kerja vaksin harus sudah dilakukan sebelum kejadian terjadi. Maka melihat bagaimana keberhasilan vaksin bekerja dengan melihat angka atau data statistik tentang angka kesakitan pada satu daerah dalam kurun waktu tertentu kisaran tahun. Hal ini memungkinkan melihat data objektif atas hasil kerja vaksin.
Berikut jenis vaksin dan beberapa data yang bisa kita amati atas reaksi kerja vaksin pada satu masyarakat.
1. Cacar Variola
Pada abad-16 penyakit cacar variola telah menyebabkan kematian 90 penduduk Amerika. Hal serupa dialami Vietnam pada abad ke-19, 95% remaja memiliki cacat wajah dan 90% dari orang buta mengalami kebutaan akibat cacar Variola. Sepanjang abad ke-20, penyakit ini merupakan pembunuh No.1 yang merampas 400 juta nyawa, kebanyakan adalah anak anak.
Vaksin cacar pada tahun 1805 menggunakan material virus cacar sapi. Sedangkan pada tahun 1980, WHO secara resmi mengumumkan penyakit cacar variola telah berhasil diberantas dan menjadi satu satunya penyakit yang dapat dipunahkan oleh manusia.
2. Polio
Polio umum disebut sebagai penyebab kecacatan pada anak. Wabah penyakit polio terjadi pada tahun 1952 yang menyerang 52.000 anak-anak di Amerika Serikat. Serangan polio ini menyebabkan setengah jumlah yang terjangkit mengalami cacat dan 3.000 di antaranya meninggal.
Angka kejadian penyakit polio turun menjadi di bawah 1000 kasus saja di Amerika Serikat pada tahun 1961 setelah ditemukannya vaksin polio. Dan pada 2001 kasus itu semakin kecil dan berhasil ditangani oleh Amerika.
3. Campak
Penyakit campak pada kurun abad-20 telah merenggut 96,7 juta nyawa di seluruh dunia. Setelah penggunaan vaksin selama beberapa tahun saja, angka kejadian penyakit campak berkurang secara signifikan. Secara global, angka kematian campak sudah berkurang sampai 90% pada tahun 2010, dengan angka kematian yang masih terus menurun dari 750.000 kematian per tahun pada tahun 2000, menjadi 197.000 kematian per tahun pada tahun 2007.
4. Gondongan
Pada abad ke-18 penyakit gondangan menjadi epidemi di seluruh dunia. Awalnya epidemi ini menyerang pasukan Amerika Serikat saat perang sipil dan pada perang dunia pertama.
Vaksinasi gondongan kemudian diwajibkan sejak tahun 1968. Sejak saat itu, angka kejadian Gondongan turun sampai 50%. Ongkos kesehatan dari penyakit ini turun sampai 85% sejak pengenalan vaksin MMR (measles, mumps, rubella) saja pada tahun 90-an.
5. Rubella
Penyakit ini sudah punah pada saat ini, namun sempat menjadi isu dunia atas bahaya Rubella. Muncul pada pertengahan tahun 60-an dan berhasil dicegah.
6. Difteri, Tetanus, Pertusis
Jenis penyakit ini disebabkan oleh bakteri, pada abad ke-20 penyakit ini telah merengut 100 juta nyawa. Vaksin DTP berhasil menurunkan angka kematian signifikan. Sampai hari ini, angka kejadian penyakit dan angka kematian akibat Pertussis dapat mencapai 10-100 kali lipat di daerah daerah yang menolak vaksin ini.
Melihat keberhasilan ini kita berharap besar pada program imunisasi atau vaksin yang dicanangkan pemerintah. Menjadi naïf apabila kita menolak mentah mentah hanya dengan melihat satu kesalahan untuk menjustifikasi keburukan secara global.