Scroll untuk baca artikel
Khazanah

Senja Kala Andalusia

Redaksi
×

Senja Kala Andalusia

Sebarkan artikel ini

Kristenisasi dilarang dan hukuman mati ditimpakan kepada setiap Muslim yang menjadi Kristen. Orang-orang Kristen fanatik tak rida melihat saudara-saudara seiman beralih ke Islam. Jumlah mereka kian berkurang, bahkan tak lagi menjadi mayoritas.

Sebagai reaksi putus asa, sekelompok kecil Kristen Andalusia menentang rezim Muslim pada pertengahan abad ke-9. Para pendeta Kristen dan orang awam juga mulai secara terbuka menghina Islam.

Satu-dua peperangan antara Islam dan Kristen bergolak. Sementara itu kalangan Yahudi terjepit dalam peperangan ini. Sebagai minoritas mereka tak bisa berbuat banyak, kecuali menerima kenyataan menjadi sasaran kebencian Islam dan Kristen.

Sejak itu baik Islam maupun Kristen mulai mencopoti batu bata bangunan toleransi yang menjadi dasar peradaban Andalusia.

Ada satu faktor lagi yang ikut meruntuhkan Andalusia: lembeknya kelas menengah. Warga Andalusia –Kristen, Muslim, dan Yahudi– yang mendapatkan kemudahan dan kemewahan ekonomi lebih suka memikirkan bisnis dan keselamatan diri ketimbang menengahi berbagai kecamuk.

Ketika keadaan makin gawat kelas menengah ini berbondong-bondong pindah ke daerah lain untuk memulai lagi usaha mereka.

Tepat 32 tahun setelah kematian Musa Ibn Maymun dan 38 tahun setelah kematian Ibnu Rusyd, kekuasaan Islam di Kordoba kian berkurang dan akan berakhir dengan masuknya sang pemenang Ferdinand III dari Kastilia pada 1236.

Bangunan-bangunan megah hanya tersisa beberapa, perpustakaan dan buku menjadi barang langka kembali, dan toleransi ketiga agama besarnya menjelma hanya menjadi catatan sejarah. [dmr]