Sepanjang sejarah, Baitul Hikmah telah melahirkan segudang ilmuwan besar. Dan di bawah bimbingan para ahli matematika beragama Islam di Kordoba pada masa Khalifah al-Hakam II al-Mustansir, Gerbert dari Aurillac berhasil menerbitkan buku teks empat halamannya yang revolusioner tentang matematika baru.
Buku ini mencampakkan cara berhitung Romawi yang rumit, seperti XXIV+XLIII=LXVII, dan menggantikannya dengan sembilan angka Hindu dan angka nol Arab.
Peradaban Andalusia, yang kosmopolitan, menghargai perbedaan dan mendorong ilmu pengetahuan, menjulang tinggi. Meski diselingi satu-dua pertempuran kecil dan upaya untuk terus memperluas kekuasaan, kondisi masyarakat cukup stabil. Andalusia mencapai puncak keemasan pada abad ke-10 dan 11.
Retaknya Harmoni
Namun, harmoni ini mulai retak saat gelombang radikalisme agama mulai menggumpal, sementara kekuatan Islam moderat perlahan tapi pasti kian melemah.
Ketika paham-paham keagamaan yang kaku dan tertutup merembes ke Andalusia melalui Afrika Utara dan penguasa lebih mendengarkan saran ulama-ulama konservatif, hampir tak ada kata ampun atas segala sesuatu yang dianggap penyimpangan.
Kristenisasi dilarang dan hukuman mati ditimpakan kepada setiap Muslim yang menjadi Kristen. Orang-orang Kristen fanatik tak rida melihat saudara-saudara seiman beralih ke Islam. Jumlah mereka kian berkurang, bahkan tak lagi menjadi mayoritas.
Sebagai reaksi putus asa, sekelompok kecil Kristen Andalusia menentang rezim Muslim pada pertengahan abad ke-9. Para pendeta Kristen dan orang awam juga mulai secara terbuka menghina Islam.
Satu-dua peperangan antara Islam dan Kristen bergolak. Sementara itu kalangan Yahudi terjepit dalam peperangan ini. Sebagai minoritas mereka tak bisa berbuat banyak, kecuali menerima kenyataan menjadi sasaran kebencian Islam dan Kristen.
Sejak itu baik Islam maupun Kristen mulai mencopoti batu bata bangunan toleransi yang menjadi dasar peradaban Andalusia.
Ada satu faktor lagi yang ikut meruntuhkan Andalusia: lembeknya kelas menengah. Warga Andalusia –Kristen, Muslim, dan Yahudi– yang mendapatkan kemudahan dan kemewahan ekonomi lebih suka memikirkan bisnis dan keselamatan diri ketimbang menengahi berbagai kecamuk.
Ketika keadaan makin gawat kelas menengah ini berbondong-bondong pindah ke daerah lain untuk memulai lagi usaha mereka.
Tepat 32 tahun setelah kematian Musa Ibn Maymun dan 38 tahun setelah kematian Ibnu Rusyd, kekuasaan Islam di Kordoba kian berkurang dan akan berakhir dengan masuknya sang pemenang Ferdinand III dari Kastilia pada 1236.