SEPOTONG BESI BERKARAT
Adakalanya mengangkat sepotong besi bernyali
Tersiar langkahkan kaki memusat ke ruang sunyi
Pada sumur itu lakaran denyut nadi semakin dalam semakin nyeri
Lalu ia berdiri dan apabila bayangan itu bergeser ia berkata
pergilah
Jika ia tidak ingin pergi
sungguh ia akan menjadi rupa kalah
Suara jiwa menyimpang melalui lidah.
Setiap angin berhembus
bintang gemintang dan mayapada tertunduk luruh menjadi saksi bahwa ia adalah hamba
Jangan palingkan muka apalagi meneteskan airmata
Ikrar sebagai kawula menempa kembali dadanya.
Apakah karena persolekan pada tubuh itu
Jauh untuk mengharapkan penghambaan kepadamu
Terlukis dalam hati pengemis yang kokoh berdiri di pelataran rumahmu
Ia hanyalah sepotong besi berkarat
Pada sumur tua itu ia tersesat
Melihat bayang malaikat.
JERUK BERHALA
aku belum paham inginmu
atau aku kurang tahu
tentang pengasong itu
bisa jadi ini gerak pretensimu
memikul mazhab ke ruang terbuka
menularkan rasanya
di antara jalan-jalan remang dan terang
sudah ada jalan kebebasan
kau tumbuh menundukkan siang malam
tumbuh pada batang tubuh kenyamanan
yayasan kau dirikan
lembaga-lembaga sosial
organisasi keagamaan
sekolah-sekolah
mejelis-mejelis
dan bahkan di taman-taman kebudayaan
ini jeruk, katamu
jeruk makan jeruk
kau hitung-hitung jeruk
sehingga lupa menentukan kadarnya
atau kau tahu jeruk milikmu
sudahkah kau hilang ingatan
ada jeruk nipis, jeruk purut, jeruk lemon
jerus brastagi, jeruk keprok
hingga jeruk bali
sungguh khasiatnya luar biasa
ini bukan meramu berhala
ini indonesia