Serikat Mahasiswa Universitas Paramadina menggelar Kuliah Kebangsaan Volume 2 dengan menghadirkan Anies Baswedan, yang menyoroti urgensi keadilan sosial sebagai cita-cita bangsa dan tantangan ketimpangan di Indonesia.
BARISAN.CO – Serikat Mahasiswa Universitas Paramadina kembali menggelar Kuliah Kebangsaan Volume 2 dengan tema “Lentera Demokrasi Menerangi Jalan Menuju Keadilan Sosial”.
Acara ini diselenggarakan di Auditorium Gedung Nurcholish Madjid, Kampus Cipayung, Universitas Paramadina, Selasa (16/12/2024), dan menghadirkan tokoh nasional Anies Baswedan, Ph.D.
Acara dibuka oleh Dr. Fatchiah E. Kertamuda, Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Universitas Paramadina. Dalam sambutannya, Fatchiah mengingatkan kembali visi besar Nurcholish Madjid atau Cak Nur, pendiri Universitas Paramadina.
Ia menekankan tiga nilai utama leadership, ethics, dan entrepreneurship yang mengintegrasikan keindonesiaan, keislaman, dan kemodernan sebagai fondasi yang harus diimplementasikan mahasiswa dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam kesempatan ini, Anies Baswedan, yang pernah menjabat sebagai Rektor Universitas Paramadina dan mencetuskan program Mata Kuliah Antikorupsi pada 2008, menyampaikan pandangannya mengenai demokrasi dan keadilan sosial.
Menurut Anies, cita-cita keadilan sosial telah tertuang dalam Pembukaan UUD 1945 dan menjadi tujuan utama kemerdekaan Indonesia.
“Proses menjadi bangsa Indonesia sangat panjang, tetapi pada dasarnya, Indonesia merdeka untuk menegakkan keadilan sosial. Hal ini tertuang jelas dalam Pembukaan UUD 1945, keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia,” ujar Anies dalam kuliahnya.
Anies menyoroti ketimpangan yang masih terjadi di berbagai sektor, khususnya di bidang kesehatan dan pendidikan. Ia menilai, ketimpangan tersebut menjadi hambatan serius dalam mencapai keadilan sosial.
“Ketika pandemi COVID-19 terjadi, saya menyaksikan masyarakat dari luar Jakarta datang ke ibu kota untuk mendapatkan layanan kesehatan yang lebih baik. Ketimpangan ini harus dibereskan jika kita ingin menjaga persatuan dan kesatuan bangsa,” tegasnya.
Selain isu kesehatan, Anies juga mengangkat permasalahan penyusutan kelas menengah di Indonesia. Menurutnya, kondisi tersebut dipengaruhi oleh penurunan daya beli masyarakat.
Namun, ia menilai kecerdasan dan kompetensi kelas menengah Indonesia masih terjaga.
“Tantangan utama kelas menengah adalah daya beli yang menurun, tetapi kompetensi dan kemampuan mereka masih kuat. Pendidikan, terutama pendidikan tinggi, berperan sebagai eskalator yang memungkinkan masyarakat kelas bawah untuk naik ke kelas menengah,” jelas Anies.
Anies menekankan pentingnya kesetaraan akses terhadap pendidikan tinggi sebagai kunci mobilitas sosial. Ia menyampaikan kekhawatiran bahwa biaya pendidikan tinggi yang mahal dapat menjadi penghalang bagi masyarakat kelas bawah untuk meningkatkan taraf hidupnya.
“Jika pendidikan tinggi terlalu mahal, maka masyarakat kelas bawah akan sulit naik kelas. Kesetaraan di bidang pendidikan adalah kunci untuk menciptakan mobilitas sosial yang sehat dan berkeadilan,” ujarnya.
Kuliah Kebangsaan ini diikuti oleh mahasiswa, akademisi, dan tamu undangan. Melalui diskusi tersebut, Anies berharap mahasiswa Universitas Paramadina dapat mengambil peran aktif dalam memperjuangkan keadilan sosial dan mengatasi ketimpangan yang masih ada di Indonesia.
Serikat Mahasiswa Universitas Paramadina berkomitmen untuk terus menghadirkan kegiatan inspiratif yang melibatkan tokoh-tokoh nasional guna membangun wawasan kebangsaan dan kepemimpinan mahasiswa.
Kuliah Kebangsaan Volume 2 ini menjadi momentum penting bagi mahasiswa untuk memahami tantangan demokrasi dan mengambil peran dalam mendorong terciptanya keadilan sosial di Indonesia. []