Scroll untuk baca artikel
Terkini

Setelah Kue Klepon Islami, Wedang Jahe?

Redaksi
×

Setelah Kue Klepon Islami, Wedang Jahe?

Sebarkan artikel ini

Barisan.co – Pandemi Covid-19 tidak bisa memutus tali silaturahmi. Meski tidak bisa bertatap muka, silaturahmi bisa digelar melalui virtual atau digital. Selesai silaturahmi virtual Kiai Cungkring, membuka androidnya dan melihat-lihat media sosial. Ternyata lagi trending “Kue Klepon Tidak Islami.”

Poster Kue Kelpon Tidak Islami diposting atas nama Abu Ikhwan Azis. Bahkan poster tersebut ada diskripsi ajakan untuk tidak membeli jajanan tidak Islami. Diskripsi lengkapnya, “Yuk tinggalkan jajanan yang tidak islami dengan cara membeli jajanan islami, aneka kurma yang tersedia di toko syariah kami.”

Kiai Cungkring dengan perut lemes, membuat perutnya semakin sakit. Menikmati riuhnya di negeri entah. Ia semakin gerah menyaksikan ini semua, apa-apa dibawa ke ranah agama. Apapun dilabeli dengan syariah dan islami.

Ini sepertinya persoalan dagang saja. Kiai Cungkring memang memiliki pandangan tentang dagang dan itu laku keras di negeri entah. Dagangan tersebut yakni jualan agama, jualan uang, jualan nama besar, dan jualan proposal.

Melihat poster tersebut bisa jadi soal dagang. Bahkan poster tersebut memberikan cara pandang selain soal dagang di negeri entah. Namun itulah cara atau alat konspirasi perdagangan. Jualan perpecahan dan kebencian entitas melalui media sosial.

Lantas Kiai Cungkring menyitir QS. Al Hujurat Ayat 6: “Wahai orang-orang yang beriman! Jika seorang yang fasik datang kepadamu membawa suatu berita, maka telitilah kebenarannya, agar kamu tidak mencelakakan suatu kaum karena kebodohan (kecerobohan), yang akhirnya kamu menyesali perbuatanmu itu.

Kiai Cungkring selesai menikmati opor ayam. Begitu nikmatnya, jika tidak ada penghalang. Berbagialah kamu jika tidak merasakan penghalang itu. Jika kamu lapar, hilangkan penghalang itu. Saat inipun kamu bisa jadi menemukan penghalang tanpa disadari.

Ada jenis-jenis tanaman yang disebutkan dalam kita suci Al-Quran, selain kurma. Seperti tanaman jahe, pohon tin, buah delima, buah zaitun, anggur, pisang. Memang selama ini Indonesia masih import kurma. Selain import dari kawasan Timur Tengah. Kurma juga didatangkan dari Amerika Serikat, Malaysia dan Tiongkok.

Namun seiring waktu kurma bisa ditanam di negeri subur bernama Indonesia. Sunggun nikmat Indonesia manakah yang kamu dustakan.

Lalu Kiai Cungkring keluar menuju taman samping rumah. Ia begitu takjub, ada tanaman yang mati, kering, subur, dan terlihat hijau daun segera muncul.

Inilah tanaman surga. Nanti para penghuni surga akan diberi minuman yang campurannya adalah kamu,” Kiai Cungkring berdialog dengan tanaman Jahe.

Kiai Cungkring mendekati pohon Tin, baru satu minggu ditanam. Ia berkata, “Engkaulah buah-buahan yang turun dari surga.”

Kini juga dibudidayakan di Indonesia. Bahkan daunnya dimanfaatkan untuk minuman teh,” tutur Kiai Cungkring.

Wahai pohon pisang begitu banyak manfaatmu. Mulai dari buah, batang, hingga bonggolmu,” ucap Kiai Cungkring.

Lantas apakah kamu berkeinginan memberikan label hidangan minuman teh, wedang jahe, dan camilan pisang goreng?

“Jika seorang yang fasik datang kepadamu membawa suatu berita, maka telitilah kebenarannya, agar kamu tidak mencelakakan suatu kaum karena kebodohan yang akhirnya kamu menyesali perbuatanmu itu.” (kc)