Scroll untuk baca artikel
Blog

Sifat Baik Polanco – Cerpen Risen Dhawuh Abdullah

Redaksi
×

Sifat Baik Polanco – Cerpen Risen Dhawuh Abdullah

Sebarkan artikel ini

Rasa berutang budi telah melahirkan perasaan lain, perasaan semacam ada yang kurang jika tidak ada Polanco di sisinya. Nawangwulan sadar, betapa alam dirinya dan Polanco berbeda. Namun ia tidak mungkin terus menerus berkutat dengan perasaan semacam itu. Ia pernah berusaha melupakan Polanco, hanya saja apa yang dilakukan justru semakin membuatnya teringat dengan lelaki itu.

Mungkin Nawangwulan hanya butuh waktu yang tepat untuk mengatakan itu. Jika harus dicari titik penyebabnya, tentu Nawangwulan akan menyalahkan Polanco. Sebab karena kebaikan lelaki itu yang tulus, muncul rasa cinta di hatinya. Celakanya, Nawangwulan semakin dibuat tergila-gila dengan Polanco, apabila ia mengingat usaha Polanco yang berupaya melindungi selendangnya dari maksud buruk Jaka Tarub. Tapi kemudian timbul pertanyaan di benak Nawangwulan, apakah kebaikan Polanco patut disalahkan?

Risen Dhawuh Abdullah, lahir di Sleman, 29 September 1998. Bukunya yang sudah terbit berupa kumpulan cerpen berjudul Aku Memakan Pohon Mangga (Gambang Bukubudaya, 2018). Alumni Bengkel Bahasa dan Sastra Bantul 2015, kelas cerpen. Anggota Komunitas Jejak Imaji. Bermukim di Bantul, Yogyakarta. Bila ingin berkomunikasi bisa lewat @risen_ridho