Scroll untuk baca artikel
Blog

Sisi Buram Lembah Silikon di Negeri Abang Sam

Redaksi
×

Sisi Buram Lembah Silikon di Negeri Abang Sam

Sebarkan artikel ini

Bukan hanya ketimpangan yang menjadi masalah di lembah jahanam ini. Ada pula masalah ekploitasi pekerja dan keengganan membayar pajak, yang juga menjadi kejahatan tipikal perusahaan raksasa teknologi yang hidup di Silikon Valley.

Antara 2007 hingga 2015, Amazon hanya membayar pajak sebesar 13%, Apple 17%, Google 16%, Facebook 4% dari keuntungan yang dibayarkan melalui pajak yang seharusnya untuk tarif pajak rata-rata S&P 500 adalah 27%.

Amazon pernah menyangkal bahwa mereka pengemplang pajak, meski terbukti sebaliknya. Amazon pula, lagi-lagi sebagai contoh, yang membayar buruh gudangnya seharga murah (sekitar US$10-12 per jam tanpa asuransi kesehatan) padahal jumlah pekerjanya sekitar 1,3 juta orang pada tahun 2020—jumlah yang bukan main besarnya.

Para kapitalis ini, yang bahkan mendapatkan uang saat mereka tidur, rupanya ogah menyeimbangan perekonomian dan lebih memilih memperkaya diri sendiri.

Mereka menjual produk/jasa melebihi biaya produksi ditambah dengan biaya input yang digunakan, sewa, bunga pinjaman modal, biaya upah, dan lainnya. Setiap sisa pendapatan didistribusikan sebagai keuntungan pemiliknya.

Tiba-tiba, Indonesia ingin menirunya dan berencana bikin Lembah Silikon di Sukabumi. []


Penulis: Anatasia Wahyudi