Berdasarkan indeks itu, emisi karbon di Afrika Selatan berada di urutan 39, transisi energi (5), masyarakat hijau (39), inovasi bersih (21), dan kebijakan iklim (48).
Dalam upaya memenuhi target emisi gas rumah kaca yang mendekati nol, Afrika Selatan perlu investasi swasta yang signifikan untuk memfasilitasi transisi ini, kata National Treasury pada November lalu.
Menurut Departemen Keuangan Afrika Selatan, investasi itu akan memerlukan sumber daya domestik dan eksternal, termasuk yuridiksi, seperti Uni Eropa (UE).
Departemen Keuangan negara itu menyebut, mekanisme untuk mendorong, menyederhanakan, dan memfasilitasi arus modal lintas batas yang diperlukan guna memfasilitasi transisi yang adil akan sangat penting jika negaranya ingin mencapai tujuan.
“Mekanisme seperti itu harus cukup sebanding dan dapat dioperasikan untuk mengurangi biaya arus lintas batas diperlukan untuk transisi hijau yang adil,” ungkap departemen itu.
Grup Mitra Internasional (IPG) yang terdiri dari Prancis, Jerman, Inggris, AS, dan Uni Eropa menyambut dan mendukung Rencana Investasi Just Energy Transition (JET) Afrika Selatan.
Pada COP yang berlangsung 26 November 2021, pemerintah Afrika Selatan dan Grup Mitra Internasional mengeluarkan deklarasi politik yang mengumumkan kemitraan Transisi Energi Adil jangka panjang yang ambisius dan baru (JETP).
Kemitraan itu bertujuan mempercepat dekarbonisasi ekonomi Afrika Selatan agar mempercepat capaian tujuan ambisius yang ditetapkan dalam tujuan emisi Kontribusi yang Ditentukan Secara Nasional oleh Afrika Selatan.
Selama KTT Pemimpin Dunia di COP27, pada 7 November 2022, Presiden Afrika Selatan, Cyril Ramaphos meluncurkan Rencana Investasi Jet Baru yang disiapkan pemerintah Afrika Selatan dalam Deklarasi Politik. Rencana itu mencakup 3 sektor prioritas, yaitu sektor energi, kendaraan listrik, dan hidrogen hijau untuk keuangan.
Pendekatan adil mendukung rencana itu, yang memastikan mereka yang paling terdampak transisi batu bara, seperti pekerja dan masyarakat, termasuk perempuan dan anak perempuan tidak tertingga. Diperkirakan, butuh US$98 miliar selama lima tahun untuk memulai transisi energi untuk 20 tahun mendatang di Afrika Selatan. Investasi ini memerlukan bantuan dari sektor publik dan swasta.
IPG memobilisasi dana awal sebesar US$8,5 untuk mengkatalisasi fase pertama program itu. Paket pendanaan akan disalurkan melalui berbagai mekanisme selama lima tahun, termasuk hibah, pinjaman lunak, dan investasi serta instrumen pembagian risiko. Pendanaan IPG selaras dengan Rencana Investasi yang diarahkan untuk menghentikan pengoperasian pembangkit batu bara, mendanai pekerjaan alternatif di wilayah pertambangan batu bara, investasi yang memfasilitasi prcepatan penyebaran energi terbarukan, dan investasi di sektor baru ekonomi hijau.