Padahal selama kampanye berlangsung, Anies tidak pernah mengajak orang memilih dirinya karena sesama muslim. Anies fokus berbicara program, visi, misi, janji politik, serta masalah di Jakarta dan bagaimana mengatasinya.
Jika ada kelompok-kelopok Islam yang berbondong -bondong menyatakan dukungan kepadanya, itu bukanlah Anies yang secara sengaja memobilisasi massa dengan narasi populis. Namun, umat Islam-lah yang justru secara inisiatif mendukung Anies dan menumpukan harapan kepada sosok Anies Baswedan.
Jika dukungan kelompok Islam kepada Anies diangap sebagai politik identitas, memang ada yang salah? seperti penjelasan diatas, politik identitas bukanlah sebagai barang haram. Menurut Amy Guttman, professor Komunikasi Politik sekaligus diplomat Amerika.
Politik identitas merupakan hal yang lumrah dan baik-baik saja selama berpegang pada prinsip-prinsip seperti; a) Equal Standing, yakni memperjuangkan kepentingan identitas tertentu tanpa mengganggu equal standing kelompok lain, b)Tidak melanggar liberty, yakni tidak mengurangi kebebasan orang lain dalam berpolitik dan c) Tidak menghambat identitas lain.
Dalam kurun waku 5 tahun Anies memimpin Jakarta, apakah ada suatu bentuk supremasi agama tertentu dan menindas agama lain? Apakah ada kelompok agama tertentu yang terindas, terintimidasi dan tidak terpenuhi haknya?
Justru setiap umat beragama begitu dijamin kebebasannya dalam beraktivitas dan beribadah. Tak hanya itu, Anies juga aktif memfasilitasi kebutuhan setiap umat beragama untuk beribadah melalui dana Bantuan Operasional Tempat Ibadah (BOTI).
Begitu juga dengan izin pembangunan gereja yang tidak pernah ada masalah. Anies berhasil menjadi pemimpin bagi Jakarta sebagai miniatur Indonesia dengan segala kemajemukannya. Ia juga mampu menghadirkan harmoni diatas segala perbedaan. [Luk]