Oleh: Ahmad DS, Kyai Marketing
BILL Gates mengatakan bahwa Jika dia tidak sekolah di Lakeside School, maka dia tidak akan menemukan Microsoft. Lakeside adalah sekolah elit untuk anak laki-laki di Seattle. Bill Gates bisa bersekolah disitu karena ayahnya seorang pengacara dan ibunya seorang banker. Bill Gates adalah anak orang kaya. Di sekolah itu Bill Gates kemudian menguasai bahasa pemrograman BASIC. Dan menemukan passionnya mengoprek komputer.
Kemudian Bill Gates bersekolah di Harvard University dan bertemu Paul Allen, Mitra sejatinya menemukan Microsoft. Dalam sebuah wawancara Bill Gates mengatakan bahwa tanpa dia sekolah Lakeside School, maka tidak akan pernah tercipta Windows. Jumlah Siswa sekolah itu adalah 300 orang dan hanya Bill Gates yang kemudian menjadi ahli komputer.
Bill Gates lahir tepat di saat evolusi personal computer sedang dahsyat-dahsyatnya.
Malcolm Gladweel menyebut orang seperti Bill Gates ini adalah pengecualian manusia atau outlier man. Fenomena dimana “kesuksesan besar” dapat diraih seseorang dengan mengambil jalur yang tidak dilalui orang lain pada umumnya. Produk atau jasa yang dipilihnya juga sesuai dengan momentum dekadenya.
Kesuksesan Presiden Soeharto juga merupakan contoh yang nyata. Ketika peristiwa G-30-S/PKI semua jajaran petinggi TNI meninggal dan otomatis tampuk pimpinan komando jatuh pada Soeharto yang saat itu menjadi Pangkostrad. Kemudian Pak Harto mendapat simpati masyarakat setelah berhasil menumpas PKI dan kemudian juga berhasil menarik simpati MPR/DPR yang kemudian melakukan impeachment terhadap Presiden Soekarno.
Dan di akhir cerita diangkatlah Soeharto menjadi Presiden kedua Republik Indonesia. Tanpa peristiwa G30S/PKI bisa jadi nasib Soeharto mungkin maksimal menjadi Panglima TNI. Namun pengecualian telah terjadi dan membawa nasib Pak Harto melambung tinggi.
Guru saya, Hermawan Kartajaya juga naik daun setelah co-branding dengan Prof Philip Kotler menulis buku bersama guru pemasaran nomor satu di dunia itu otomatis membawa Hermawan Kartajaya setara dengan guru bisnis lainnya.
Pertanyaannya mengapa Profesor Philip Kotler mau menulis bersama Hermawan Kartajaya yang bukan seorang doktor? Berbahasa Inggris saja tidak lancar saat itu.
Yang membuat Philip Kotler terpesona adalah Hermawan Kartajaya terus memburu Philip Kotler dimanapun dia mengadakan seminar dan bahkan berkunjung ke rumahnya.
Saya juga menemukan passion saya di bidang marketing karena saya diberikan kesempatan bisa kuliah di Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada. Sebelumnya saya adalah anak galau yang tidak tahu minat-bakatnya dimana. Hal itu tercermin Ketika saya UMPTN pertama saya mengambil IPC, ujian sekaligus IPA dan IPS. Artinya orang yang gak yakin bisa IPA dan tidak yakin juga bisa IPS. Alhasil gagal.
Baru setelah melalui perenungan yang dalam, akhirnya saya menyadari bahwa saya tidaklah berbakat di bidang IPA dan pada periode berikutnya saya mendaftar UMPTN hanya mengambil IPS dan hanya mengambil Fakultas Ekonomi jurusan Manajemen UGM tidak mau yang lain. Dan akhirnya keterima.
Ilmu fokus Ini saya teruskan, ketika saya melamar pekerjaan saya hanya mau melamar ke Markplus dan bekerja bersama Pak Hermawan Kartajaya disana. Kalaupun saya pernah bekerja di sebuah BUMN itu karena daftarnya iseng saja dan karena menuruti kemauan ibu saya. Menggugurkan kewajiban saja.
Tanpa seorang Hermawan Kartajaya dan tanpa Markplus tidak akan pernah lahir seorang Kyai Marketing. Seperti juga takkan pernah lahir Bill Gates tanpa sekolah Lakeside.
Michale J Losier menyebutnya dengan The Law of Attraction, Malcolm Gladweel menyebutnya dengan The Outlier, saya lebih seneng menyebutnya sebagai “Jalan Tuhan”.