“Alam itu semuanya dalam kegelapan, sedangkan yang meneranginya, hanya karena dhohirnya Al-haq (Allah) padanya, maka barangsiapa yang melihat alam, lantas tidak melihat Allah di dalamnya, atau didekatnya, atau sebelumnya, atau sesudahnya, maka sungguh ia telah disilaukan oleh nur (cahaya), dan tertutup baginya surya (nur-cahaya) ma’rifat oleh tebalnya benda-benda alam ini.”
مِمَّايَدُلُّكَ على وجُودِ قهرِهِ سُبْحانهُ ان حجبكَ عَنهُ بما ليسَ بموجُودٍ معهُ
“Di antara bukti-bukti yang menunjukkan adanya kekuasaan Allah yang luar biasa, ialah dapat menghijab engkau dari pada melihat kepada-Nya dengan hijab tanpa wujud di sisi Allah.”
كيفَ يتصوَّرُ ان يحجبهُ شيىءٌ وهوالذى اظهركلَّ شيىءٍ
“Bagaimana dapat dibayangkan bahwa Allah dapat dihijab (dibatasi tirai) oleh sesuatu padahal Allah yang menampakkan (mendhohirkan) segala sesuatu.”
كيفَ يتصوَّرُ ان يحجبهُ شيىءٌ وهوالذى ظَهربِكلّ شيىءٍ
“Bagaimana mungkin akan dihijab oleh sesuatu, padahal Dia (Allah) yang tampak (dhohir) pada segala sesuatu.”
كيفَ يتصوَّرُ ان يحجبهُ شيىءٌ وهوالذى ظهرفى كلّ شيىءٍ
“Bagaimana akan mungkin dihijab oleh sesuatu, padahal Dia (Allah) yang terlihat dalam tiap sesuatu.”
كيفَ يتصوَّرُ ان يحجبهُ شيىءٌ وهوالذى ظهرلِكلّ شيىءٍ
كيفَ يتصوَّرُ ان يحجبهُ شيىءٌ وهو الظاهرقبل وجودِ كلّ شيىءٍ
“Bagaimana akan dapat ditutupi oleh sesuatu, padahal Dia (Allah) yang tampak pada tiap sesuatu. Bagaimana mungkin akan dihijab oleh sesuatu, padahal Dia (Allah) yang ada dhohir sebelum adanya sesuatu.”
كيفَ يتصوَّرُ ان يحجبهُ شيىءٌ وهو اَظَْهرمن كلّ شيىءٍ
“Bagaimana akan mungkin dihijab oleh sesuatu, padahal Dia (Allah) lebih jelas dari segala sesuatu.” [Luk]