Scroll untuk baca artikel
Blog

Taman Martha Christina Tiahahu, Dari Taman Kumuh Menjadi Pusat Literasi

Redaksi
×

Taman Martha Christina Tiahahu, Dari Taman Kumuh Menjadi Pusat Literasi

Sebarkan artikel ini

BARISAN.CO – Cari tempat yang asyik untuk hang out dan membaca? Datanglah ke Taman Literasi Martha Christina Tiahahu di daerah Blok M. Lokasinya ada di antara M-Bloc dan Statisun MRT Blok M. Tempat ini memiliki berbagai fasilitas seperti ruang perpustakaan, plaza anak, amphitheater, healing garden, ruang baca, toko buku, ruang literasi anak, dan kedai kopi.

“Pertama kali ke taman literasi bagus banget sih. Asyik konsepnya, terus fasilitasnya lengkap juga, ada perpustakaan digital, ada perpustakaan mininya juga. Udah feeling, pasti ini taman bakalan hits banget didatengin orang-orang,” kata Aliya, salah satu pengunjung taman.

Menyebut Taman Marta Christina Tiahahu, dulu yang tergambar adalah taman sepi yang jarang dikunjungi orang. Tempat ini terkesan kumuh dan terkadang dijadikan tempat istirahat gelandangan. Kebanyakan orang enggan untuk mampir ke taman ini.

Tapi sekarang ceritanya berbalik 180 derajat. Taman ini sekarang menjadi favorit warga Jakarta, bahkan warga luar Jakarta. Tempat ini selalu ramai dikunjungi warga, baik hari biasa maupun di akhir pekan. Ada yang membaca di perpustakaan, mengerjakan tugas di taman, berburu koleksi buku di toko buku, ada juga yang hanya nongkrong bersama teman-temannya.

Hadirnya Taman Literasi Martha Christina Tiahahu ini bisa jadi upaya mengejar ketertinggalan literasi di Indonesia. Kita tahu, kemampuan literasi masyarakat Indonesia masih rendah. Berdasar survei yang dilakukan Program for International Student Assessment (PISA) pada 2019, Indonesia menempati ranking ke-62 dari 70 negara yang disurvei.

Peringkat tersebut harus terus ditingkatkan, agar bisa terwujud cita-cita yang diamanatkan undang-undang, yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Membuat taman literasi yang nyaman dan bersahabat bagi semua kalangan dan usia seperti yang dilakukan Anies Baswedan bisa jadi upaya untuk mengejar ketertinggalan literasi di Indonesia.

Tidak cukup hanya membuat perpustakaan. Membuat taman baca yang nyaman dan mudah dijangkau oleh masyarakat luas harus dilakukan. Sebab, orang terkadang malas pergi ke perpustakaan yang terkesan formal dan kaku. Berbeda dengan Taman Literasi Marta Tiahahu yang terbuka, ramah, dan juga nyaman.

Sudah saatnya taman-taman literasi seperti itu hadir di berbagai daerah di Indonesia, bukan hanya dinikmati warga Jakarta saja. [rif]