Scroll untuk baca artikel
Kolom

Tasawuf Udud

Redaksi
×

Tasawuf Udud

Sebarkan artikel ini

Agar tak radikal, biasanya diberi zat antioksidan agar memberikan pasangan elektron. Antioksidan biasanya berupa vitamin C, E, dan A. Namun meski sudah mengonsumsi vitamin, penyakit yang disebabkan oleh radikal bebas tak kunjung sirna. Secara kimiawi, radikal adalah bentuk gas yang melarutkan vitamin. Karena larut, saat memberikan elektron, vitamin justru kehilangan elektron dan menjadi radikal.

“Wis rampung mocone? Jadi gini, Vitamin itu ibarat lilin. Ingin menyelamatkan radikal bebas tetapi ia sendiri habis terbakar,” kata Marjo mencoba menerjemahkan.

Agar antioksidan pemberi elektron itu tidak larut menjadi radikal. Harus berbentuk gas.

“Dan ngerti, ternyata itu terdapat pada asap rokok, yang memiliki belasan ribu jenis senyawa kimia. Asap rokok bisa diinisiasi menjadi biradikal yang membentuk nano molekuler kompleks. Karena banyak, ketika memberi elektron pada radikal bebas, tak berubah menjadi radikal bebas sebagaimana vitamin,” kata Marjo.

Dasarnya saya nggak suka Fisika dan Kimia, akhirnya melongo saja.

“Pada prinsipnya asap rokok berbahaya bila kandungan kimia seperti penantrin, nikotin, dan merkuri berbentuk partikel bebas. Namun jika kandungan kimia itu tetap berbentuk senyawa dan berkelompok membentuk polimer, asap rokok tidak berbahaya. Wis ngono wae,” kata Marjo.

Saya lalu berpikir bahwa sesungguhnya kampanye anti rokok itu jangan-jangan didanai produsen rokok luar negeri yang ingin mengambil Indonesia sebagai pasar. Apalagi Indonesia memiliki rokok yang khas, rokok kretek.

“Bener jo. Kretek itu beda sama rokok putih. Dan mayoritas penduduk kita udutnya kretek. Produsen kretek hanya Indonesia,” kataku goblog.

“Nggak usah mikir terlalu dalam, yang penting sekarang kalau udut itu empan papan. Koyo aku, kalau lagi ngobrol sama mas edhie dianggap normal. Aku ngerti kok mas nek dianggep gendeng. Aku nggobloki, yang penting aku bisa udud gratis,” kata Marjo.