Scroll untuk baca artikel
Khazanah

Filosofi Angka 25: Antara Mistis dan Kesempurnaan

Redaksi
×

Filosofi Angka 25: Antara Mistis dan Kesempurnaan

Sebarkan artikel ini
angka 25
Ilustrasi foto/Pexels.com

Ahli tafsir Kristen abad pertengahan cenderung menganggap 25 yakni 5 pangkat 2 sebagai kesempurnaan panca-indera.

BARISAN.CO – Angka 25 atau dibaca dua puluh lima, sedangkan orang Jawa menyebutnya “selawe.” Angka ini merupakan angka sistem bilangan dari nama glyph dan merupakan bilangan asli di antara 24 dan 26.

Bagi orang Jawa angka 50 atau selawe memiliki filosofi yang dalam angka tersebut memiliki makna singkatan yang artinya “seneng-senenge lanang lan wedok” atau senang-senangnya laki-laki dan perempuan.”

Pada usia tersebut laki-laki maupun perempuan tanda seseorang sudah matang, bahkan acapkali gambaran orang yang menikah pada usia 25 tahun. Bahkan sosok Nabi Muhammad Saw menikahi Siti Khadjiah pada usia 25 tahun.

Diambil dari buku berjudul The Mystery of Numbers atau Misteri Angka-Angka dalam berbagai Peradaban Kuno dan Tradisi Agama Islam, Yahudi dan Kristen, Annemarie Schimmel tidak begitu panjang membahas angka 25.

Barangkali hal inilah yang menunjukan kematangan dari angka perpaduan 2 dan 5 ini. Namun Annemarie Schimmel menyebutkan bahwa angka dua puluh lima adalah angka sakral.

Lebih lanjut dijelaskan bahwa angka 25 merupakan kuadrat dan karenanya dipakai untuk mengisi pusat-pusat kotak-kotak magis.

Dua puluh lima juga merupakan jumlah total dari 1, 3, 5, 7, dan 9 dan berisi seluruh angka sakral yang dapat digunakan untuk menyihir.

Dengan alasan ini, di dalam ritual-ritual, 25 kandil dinyalakan agar setiap angka yang dibutuhkan untuk praktik-praktik mistik atau magis terwakili.

Anniemarie Schimmel membeberkan bahwa para ahli tafsir Kristen abad pertengahan cenderung menganggap 25 yakni 5 pangkat 2 sebagai kesempurnaan panca-indera.

Selain itu mereka menginterprestasikannya menjadi (6×4) + 1 yang berarti perbuatan-perbuatan baik yang dituntunkan oleh 4 Kitab Injil dan imam pada Tuhan yang Esa.

Bisa dianggap sebagai hasil dari (3×8) + 1, 25 diinterprestasikan sebagai simbol harapan untuk bangkit kembali, yang dilatari dengan imam pada Tuhan Yang Esa yang mewujudkan diri menjdai Trinitas.

Angka ini pun memiliki sifat-sifat yang kurang mistis.

Dari prespektif mata uang, 25 sen adalah sebuah mata uang yang masih dipakai sampai sekarang. Dua puluh lima sering dipakai sebagai angka kelompok dan dalam arti seperempat abad, melambangkan ulang tahun perak.[]