“Kami tahu dari penelitian serupa bahwa setelah orang melalui pengalaman realitas virtual ini, niat mereka untuk divaksinasi meningkat,” ungkap Robert Bohm, profesor psikologi di Universitas Kopenhagen mengutip VOA Indonesia.
Di Indonesia sendiri, teknologi seperti ini juga sudah hadir berkat para peniliti yang tergabung dalam MedisVar. Mereka membuat aplikasi Virtual Reality untuk membantu para calon penerima vaksin atau pasien yang memiliki ketakutan terhadap jarum suntik.
Aplikasi Virtual Reality ini diberinama PainCoVR (Pain Cover for Covid-19 Vaccination using VR) yang tersedia di Playstore.