Barisan.co
  • Beranda
  • Opini
  • Analisis
    • Esai
    • Analisis Awalil
    • Perspektif
  • Kolom
  • Khazanah
  • Lifestyle
  • Sosok
  • Sastra
  • Barisan Tv Network
    • Barisan Tv
    • Awalil Rizky
Tak ada hasil
Lihat semua hasil
Barisan.co
Tak ada hasil
Lihat semua hasil
Barisan.co
Tak ada hasil
Lihat semua hasil
Beranda Opini

Terbenam (dan Tersingkir) Akibat Industri Kepalsuan

:: Opini Barisan.co
25 Maret 2021
dalam Opini

Potret Prewedding Atta Halilintar dan Aurel Hermansyah. Ilustrasi: Instagram/fdphotography90.

Bagi ke FacebookCuit di TwitterBagikan ke Whatsapp

Benarkah dunia hiburan itu wealth-fake-glamours, banyak kebaikan semu, banyak seolah-olah, dan banyak basa-basi busuk yang tampil di permukaannya? Benar.

Kita mungkin tak bisa menghakimi semua yang terlibat seperti itu, tetapi, sulit ditampik betapa dominannya kepalsuan dijajakan industri showbiz.

Teman saya, Muhammad Mantep namanya, terhitung jarang menonton acara berbau showbiz. Dia hanya yakin setiap gagasan buruk yang berkaitan dengan kebiasaan kita (dan gaya pergaulan kita) banyak bersumber dari artis-artis yang tampil di sana.

Muhammad Mantep meyakini kepercayaannya, meski tidak yakin dari mana itu berasal. “Semua gara-gara artis dan youtuber. Ya, youtuber juga.” Katanya kepada saya. “Yuk kita ngopi, Bung!”

BACAJUGA

Lina Mukherjee

Usai Videonya Ucap Bismillah Sebelum Makan Babi Viral, Lina Mukherjee Resmi Jadi Tersangka Penistaan Agama

29 April 2023
apa itu card holder

Apa itu Card Holder dan Manfaat Menggunakannya

31 Mei 2022

Hari itu, saya sedang berkunjung ke rumah Muhammad Mantep. Kami ngobrol ngalor-ngidul, dan agak lama membicarakan perilaku keponakan dia yang terobsesi meniru artis TikTok—umurnya masih 10 tahun, dan, pas ditanya mau jadi apa dia kalau sudah dewasa, ia selalu menjawab ingin seperti Chandrika Chika ataupun Sarah Viloid.

“Ya ampun! Keponakanmu kibul banget.”

“Mereka artis TikTok, Bung. Menurutku sebetulnya Sarah Viloid kreatif dan enak ditonton, tapi tunggulah sampai anak umur 10 tahun berusaha menirukan dia, segalanya jadi gawat!” Jelas Muhammad Mantep tanpa saya pernah bertanya.

Warna udara di sekitar ubun-ubun Muhammad Mantep terlihat suram saat menceritakan itu. Tampaknya ia memang sudah demikian jengkel, mengetahui bahwa gagasan buruk menjangkiti orang terdekat yang tiap hari ditemuinya: mereka tinggal serumah.

Kita memang sedang hidup di dunia yang menjengkelkan. Bukan hanya bagi Muhammad Mantep, tapi, ya, kita semua tampak demikian tak berdaya di hadapan industri hiburan.

Kita misalnya, hanya bisa menyaksikan gemerlap pernikahan Atta Halilintar dan Aurel Anangsyah yang digelar dengan cara merampok frekuensi publik yang disokong oligarki media itu.

Semua orang tahu Atta. Semua orang tahu Aurel. Mereka terkenal mampu memonetisasi kehidupannya. Tidak terlalu sumir menyebut bahwa pernikahan mereka itu juga mengantarkan pundi-pundi uang ke kantong mereka: jumlahnya boleh jadi fantastis.

Banyak orang silau melihat pernikahan mereka. Dengan kenyataan bahwa manusia sering lebih mudah menangkap kebenaran atas apa yang terlihat, tentu saja pernikahan itu berdampak ke banyak orang. Apalagi Atta tampak menjanjikan dan Aurel begitu anggun.

Pernikahan mereka seperti umumnya digelar artis-artis: mewah, tanpa cela, dan ‘bisa ditiru’. Poin terakhir inilah malapetaka bagi kita.

Meniru sedang dan terus jadi gejala sosial di Indonesia. Orang ingin meniru apa yang mereka lihat bagus. Sialnya, ‘proses meniru’ itu jarang diimbangi pula dengan ‘proses berhitung’. Padahal boleh jadi, di kehidupan sehari-hari, para peniru adalah orang malang yang diharuskan membanting belulangnya sekeras mungkin untuk sekadar bertahan hidup.

Tetapi, rasa keterikatan yang kuat pada tontonan atau idola tertentu, pada banyak kasus, membuat orang kemudian rela mengambil jarak bahkan memisahkan diri dari lingkungannya sendiri.

Mereka tak segan mengupayakan apapun, membeli barang itu-itu, mengubah sikap anu-anu, agar semirip mungkin dengan idolanya. Kehidupan mereka tersedot ke dalam arus showbiz (baca: hedonisme) tanpa pernah mereka sadari. Dan mereka tidak mendapatkan suatu apa kecuali kepalsuan.

“Keponakanku berusaha meniru. Ia sejatinya sedang menanam kepalsuan dalam dirinya. Kepalsuan itu tetaplah kepalsuan selama ia tidak mengalihkan pandangan kepada kehidupan normal di sekitarnya. Bocahku kui durung isa sawang-sinawang.” Kata Muhammad Mantep, lagi-lagi membicarakan keponakannya.

Barangkali itu kata kuncinya, sawang sinawang, yang bisa menyelamatkan banyak orang dari gejala yang demikian. Ini adalah peribahasa yang hampir dikenal semua manusia Jawa.

Kalimat lengkapnya berbunyi: urip iku mung sawang sinawang, mula aja mung nyawang sing kesawang. “Hidup itu hanya tentang memandang dan dipandang, jadi jangan hanya memandang dari apa yang terlihat.” []


Topik: Artis TikToklifestylePernikahan Atta Halilintar & Aurel HermansyahShowbizyoutuber
Bagikan2Tweet1Send
Opini Barisan.co

Opini Barisan.co

Media Opini Indonesia

POS LAINNYA

Makam Diponegoro
Opini

Perlukah Kita Memindah Makam Pangeran Diponegoro?

25 September 2023
Perusahaan Koperasi
Opini

DIVVY: Keunggulan Sistem Perusahaan Koperasi

24 September 2023
Koalisi Perubahan vs Non Perubahan = Koalisi Kerakyatan vs Koalisi Kekuasaan
Opini

Koalisi Perubahan vs Non Perubahan = Koalisi Kerakyatan vs Koalisi Kekuasaan

22 September 2023
Apakah Keuntungan Itu
Opini

Apakah Keuntungan Itu?

21 September 2023
Oligarki yang Menagih Hutang
Opini

Masa Lalu, Masa Depan, dan Oligarki yang Menagih Hutang

21 September 2023
Prabowo dan Ganjar Menunggu Godot?
Opini

Prabowo dan Ganjar Menunggu Godot?

20 September 2023
Lainnya
Selanjutnya
Kabar dari Mesir, Sebuah Kapal Raksasa Tersangkut di Terusan Suez

Kabar dari Mesir, Sebuah Kapal Raksasa Tersangkut di Terusan Suez

climate cold city people

Demokrasi “Bukan”

Diskusi tentang post ini

TRANSLATE

TERBARU

Kereta Whoosh
Berita

Kereta Whoosh Bakal Diresmikan 1 Oktober, Kapan Balik Modal?

:: Ananta Damarjati
28 September 2023

Faisal Basri menyebut proyek ini ‘mustahil’ balik modal bahkan sampai kiamat. BARISAN.CO – Presiden Joko Widodo bakal meresmikan pengoperasian Kereta...

Selengkapnya
psikosomatis

Mengenal Psikosomatis, Ciri dan Cara Mengatasinya

28 September 2023
Gawai Jadi Barang Populer, Pangsa Pasar Luas dan Terus Berkembang, ini Datanya

Gawai Jadi Barang Populer, Pangsa Pasar Luas dan Terus Berkembang, ini Datanya

28 September 2023
KAHMI Kota Makassar

Milad ke-57 KAHMI Kota Makassar, Tamsil Linrung: Alumni Harus Aktif Termasuk Bidang Politik

28 September 2023
Kawal Suara TPS, Tim 100 Bakorsi Depok Dikukuhkan

Kawal Suara TPS, Tim 100 Bakorsi Depok Dikukuhkan

28 September 2023
Persepsi dan Literasi Masyarakat terhadap Asuransi Kesehatan

Persepsi dan Literasi Masyarakat terhadap Asuransi Kesehatan

28 September 2023
4 Manfaat Datang Tepat Waktu

4 Manfaat Datang Tepat Waktu

28 September 2023
Lainnya

SOROTAN

Makam Diponegoro
Opini

Perlukah Kita Memindah Makam Pangeran Diponegoro?

:: Ananta Damarjati
25 September 2023

Pengambilan keputusan terkait pemindahan makam seorang pahlawan harus melibatkan kajian yang mendalam. SULIT sekali membayangkan Indonesia tanpa makam Pangeran Diponegoro....

Selengkapnya
Perusahaan Koperasi

DIVVY: Keunggulan Sistem Perusahaan Koperasi

24 September 2023
Koalisi Perubahan vs Non Perubahan = Koalisi Kerakyatan vs Koalisi Kekuasaan

Koalisi Perubahan vs Non Perubahan = Koalisi Kerakyatan vs Koalisi Kekuasaan

22 September 2023
Apakah Keuntungan Itu

Apakah Keuntungan Itu?

21 September 2023
Oligarki yang Menagih Hutang

Masa Lalu, Masa Depan, dan Oligarki yang Menagih Hutang

21 September 2023
Prabowo dan Ganjar Menunggu Godot?

Prabowo dan Ganjar Menunggu Godot?

20 September 2023
  • Tentang Kami
  • Kontak
  • Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Media Siber
  • Indeks Artikel

BARISAN.CO © 2020 hak cipta dilindungi undang-undang

Tak ada hasil
Lihat semua hasil
  • Beranda
  • Opini
  • Analisis
    • Esai
    • Analisis Awalil
    • Perspektif
  • Kolom
  • Khazanah
  • Lifestyle
  • Sosok
  • Sastra
  • Barisan Tv Network
    • Barisan Tv
    • Awalil Rizky

BARISAN.CO © 2020 hak cipta dilindungi undang-undang