Barisan.co
Tak ada hasil
Lihat semua hasil
Barisan.co
Tak ada hasil
Lihat semua hasil
Barisan.co
Tak ada hasil
Lihat semua hasil
Beranda Opini

Terbenam (dan Tersingkir) Akibat Industri Kepalsuan

:: Opini Barisan.co
25 Maret 2021
dalam Opini

Potret Prewedding Atta Halilintar dan Aurel Hermansyah. Ilustrasi: Instagram/fdphotography90.

Bagi ke FacebookCuit di TwitterBagikan ke Whatsapp

Benarkah dunia hiburan itu wealth-fake-glamours, banyak kebaikan semu, banyak seolah-olah, dan banyak basa-basi busuk yang tampil di permukaannya? Benar.

Kita mungkin tak bisa menghakimi semua yang terlibat seperti itu, tetapi, sulit ditampik betapa dominannya kepalsuan dijajakan industri showbiz.

Teman saya, Muhammad Mantep namanya, terhitung jarang menonton acara berbau showbiz. Dia hanya yakin setiap gagasan buruk yang berkaitan dengan kebiasaan kita (dan gaya pergaulan kita) banyak bersumber dari artis-artis yang tampil di sana.

Muhammad Mantep meyakini kepercayaannya, meski tidak yakin dari mana itu berasal. “Semua gara-gara artis dan youtuber. Ya, youtuber juga.” Katanya kepada saya. “Yuk kita ngopi, Bung!”

BACAJUGA

apa itu card holder

Apa itu Card Holder dan Manfaat Menggunakannya

31 Mei 2022
Suhu Bumi Naik Sampai Warganet Bisa Masak Telur Ceplok dari Panas Matahari

Suhu Bumi Naik Sampai Warganet Bisa Masak Telur Ceplok dari Panas Matahari

7 Oktober 2021

Hari itu, saya sedang berkunjung ke rumah Muhammad Mantep. Kami ngobrol ngalor-ngidul, dan agak lama membicarakan perilaku keponakan dia yang terobsesi meniru artis TikTok—umurnya masih 10 tahun, dan, pas ditanya mau jadi apa dia kalau sudah dewasa, ia selalu menjawab ingin seperti Chandrika Chika ataupun Sarah Viloid.

“Ya ampun! Keponakanmu kibul banget.”

“Mereka artis TikTok, Bung. Menurutku sebetulnya Sarah Viloid kreatif dan enak ditonton, tapi tunggulah sampai anak umur 10 tahun berusaha menirukan dia, segalanya jadi gawat!” Jelas Muhammad Mantep tanpa saya pernah bertanya.

Warna udara di sekitar ubun-ubun Muhammad Mantep terlihat suram saat menceritakan itu. Tampaknya ia memang sudah demikian jengkel, mengetahui bahwa gagasan buruk menjangkiti orang terdekat yang tiap hari ditemuinya: mereka tinggal serumah.

Kita memang sedang hidup di dunia yang menjengkelkan. Bukan hanya bagi Muhammad Mantep, tapi, ya, kita semua tampak demikian tak berdaya di hadapan industri hiburan.

Kita misalnya, hanya bisa menyaksikan gemerlap pernikahan Atta Halilintar dan Aurel Anangsyah yang digelar dengan cara merampok frekuensi publik yang disokong oligarki media itu.

Semua orang tahu Atta. Semua orang tahu Aurel. Mereka terkenal mampu memonetisasi kehidupannya. Tidak terlalu sumir menyebut bahwa pernikahan mereka itu juga mengantarkan pundi-pundi uang ke kantong mereka: jumlahnya boleh jadi fantastis.

Banyak orang silau melihat pernikahan mereka. Dengan kenyataan bahwa manusia sering lebih mudah menangkap kebenaran atas apa yang terlihat, tentu saja pernikahan itu berdampak ke banyak orang. Apalagi Atta tampak menjanjikan dan Aurel begitu anggun.

Pernikahan mereka seperti umumnya digelar artis-artis: mewah, tanpa cela, dan ‘bisa ditiru’. Poin terakhir inilah malapetaka bagi kita.

Meniru sedang dan terus jadi gejala sosial di Indonesia. Orang ingin meniru apa yang mereka lihat bagus. Sialnya, ‘proses meniru’ itu jarang diimbangi pula dengan ‘proses berhitung’. Padahal boleh jadi, di kehidupan sehari-hari, para peniru adalah orang malang yang diharuskan membanting belulangnya sekeras mungkin untuk sekadar bertahan hidup.

Tetapi, rasa keterikatan yang kuat pada tontonan atau idola tertentu, pada banyak kasus, membuat orang kemudian rela mengambil jarak bahkan memisahkan diri dari lingkungannya sendiri.

Mereka tak segan mengupayakan apapun, membeli barang itu-itu, mengubah sikap anu-anu, agar semirip mungkin dengan idolanya. Kehidupan mereka tersedot ke dalam arus showbiz (baca: hedonisme) tanpa pernah mereka sadari. Dan mereka tidak mendapatkan suatu apa kecuali kepalsuan.

“Keponakanku berusaha meniru. Ia sejatinya sedang menanam kepalsuan dalam dirinya. Kepalsuan itu tetaplah kepalsuan selama ia tidak mengalihkan pandangan kepada kehidupan normal di sekitarnya. Bocahku kui durung isa sawang-sinawang.” Kata Muhammad Mantep, lagi-lagi membicarakan keponakannya.

Barangkali itu kata kuncinya, sawang sinawang, yang bisa menyelamatkan banyak orang dari gejala yang demikian. Ini adalah peribahasa yang hampir dikenal semua manusia Jawa.

Kalimat lengkapnya berbunyi: urip iku mung sawang sinawang, mula aja mung nyawang sing kesawang. “Hidup itu hanya tentang memandang dan dipandang, jadi jangan hanya memandang dari apa yang terlihat.” []


Topik: Artis TikToklifestylePernikahan Atta Halilintar & Aurel HermansyahShowbizyoutuber
Opini Barisan.co

Opini Barisan.co

Media Opini Indonesia

POS LAINNYA

Pemilu Serentak Tahun 2024
Opini

Menyongsong Pemilu Serentak Tahun 2024 yang Berkualitas dan Berintegritas

1 Februari 2023
Menanti Keberanian KIB Usung Airlangga-Erick Thohir
Opini

Menanti Keberanian KIB Usung Airlangga-Erick Thohir

31 Januari 2023
Sodetan Ciliwung dan Cara Anies Bekerja dalam Sepi
Opini

Sodetan Ciliwung dan Cara Anies Bekerja dalam Sepi

30 Januari 2023
Sodetan Kali Ciliwung, Antara Kepatuhan Hukum dan Keberpihakan Pada Rakyat
Opini

Sodetan Kali Ciliwung, Antara Kepatuhan Hukum dan Keberpihakan Pada Rakyat

28 Januari 2023
Penanganan Banjir: Naturalisasi vs Normalisasi
Opini

Penanganan Banjir: Naturalisasi vs Normalisasi

27 Januari 2023
Mengapa Ridwan Kamil Baru Sekarang Masuk Parpol?
Opini

Mengapa Ridwan Kamil Baru Sekarang Masuk Parpol?

23 Januari 2023
Lainnya
Selanjutnya
Kabar dari Mesir, Sebuah Kapal Raksasa Tersangkut di Terusan Suez

Kabar dari Mesir, Sebuah Kapal Raksasa Tersangkut di Terusan Suez

climate cold city people

Demokrasi “Bukan”

Diskusi tentang post ini

TRANSLATE

TERBARU

apbn lindungi daya beli masyarakat

Sri Mulyani Sebut APBN Telah Bekerja Lindungi Daya Beli Masyarakat

1 Februari 2023
Ledakan Metana, Bencana yang Disebabkan Tangan Manusia

Ledakan Metana, Bencana yang Disebabkan Tangan Manusia

1 Februari 2023
Bakal Naik Besok, Jadi Berapa Harga Pertamax?

Simak! Harga BBM Ada yang Naik Mulai Hari Ini, Ini Daftarnya

1 Februari 2023
Pemilu Serentak Tahun 2024

Menyongsong Pemilu Serentak Tahun 2024 yang Berkualitas dan Berintegritas

1 Februari 2023
bacaan doa setelah sholat dhuha

Bacaan Doa Setelah Sholat Dhuha, Lengkap dengan Zikir Pembuka Pintu Rezeki

1 Februari 2023
Pendapatan Investasi Lainnya (US$ Juta)

Pendapatan Investasi Lainnya (US$ Juta)

31 Januari 2023
Paham Bahaya Politik Uang, Jarnas ABW Sumut Berikan Edukasi ke Masyarakat

Paham Bahaya Politik Uang, Jarnas ABW Sumut Berikan Edukasi ke Masyarakat

31 Januari 2023

SOROTAN

Pemilu Serentak Tahun 2024
Opini

Menyongsong Pemilu Serentak Tahun 2024 yang Berkualitas dan Berintegritas

:: Syaiful Rozak
1 Februari 2023

Pemilu Serentak Tahun 2024

Selengkapnya
Menanti Keberanian KIB Usung Airlangga-Erick Thohir

Menanti Keberanian KIB Usung Airlangga-Erick Thohir

31 Januari 2023
Sodetan Ciliwung dan Cara Anies Bekerja dalam Sepi

Sodetan Ciliwung dan Cara Anies Bekerja dalam Sepi

30 Januari 2023
Menunggu Pengesahan RUU EBET, Adakah Skema Power Wheeling?

Menunggu Pengesahan RUU EBET, Adakah Skema Power Wheeling?

29 Januari 2023
Sodetan Kali Ciliwung, Antara Kepatuhan Hukum dan Keberpihakan Pada Rakyat

Sodetan Kali Ciliwung, Antara Kepatuhan Hukum dan Keberpihakan Pada Rakyat

28 Januari 2023
Zero ODOL 2023

Sudah Saatnya Wujudkan Jalan Raya Bebas Truk ODOL

28 Januari 2023
  • Tentang Kami
  • Kontak
  • Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Media Siber
  • Indeks Artikel

BARISAN.CO © 2020 hak cipta dilindungi undang-undang

Tak ada hasil
Lihat semua hasil
  • Terkini
  • Senggang
  • Fokus
  • Opini
  • Kolom
    • Esai
    • Analisis Awalil Rizky
    • Pojok Bahasa & Filsafat
    • Perspektif Adib Achmadi
    • Kisah Umi Ety
    • Mata Budaya
  • Risalah
  • Sastra
  • Khazanah
  • Sorotan Redaksi
  • Katanya VS Faktanya
  • Video

BARISAN.CO © 2020 hak cipta dilindungi undang-undang