Para ilmuwan dari Institut Kesehatan Global Barcelona (ISGlobal) mengungkapkan, otak bayi rentan terhadap polusi udara tidak hanya selama kehamilan, tetapi juga selama masa kanak-kanak.
BARISAN.CO – Jika pada penelitian di Belgia dan Skotlandia sebelumnya, partikel polusi udara beracun ditemukan di paru-paru dan otak bayi yang belum lahir. Kini, temuan studi terbaru dari Spanyol mengungkapkan, paparan polusi udara selama kehamilan dan pada masa kanak-kanak dapat mengubah ukuran dan struktur otak anak secara signifikan.
Polusi udara paling memengaruhi koneksi otak pada anak-anak dalam 8,5 tahun pertama, meskipun anak-anak sebelum usia lima tahun mengalami perubahan terbesar.
Para ilmuwan dari Institut Kesehatan Global Barcelona (ISGlobal) menambahkan, gagasan otak bayi rentan terhadap polusi udara tidak hanya selama kehamilan, tetapi juga selama masa kanak-kanak.
Mengutip Study Finds, penulis utama studi Anne-Claire Binter, seorang peneliti ISGlobal dan penulis utama studi tersebut menjelaskan, kebaruan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi periode kerentanan terhadap polusi udara.
Anne melanjutkan, mereka mengukur paparan menggunakan skala waktu yang lebih baik dengan menganalisis data setiap bulan, tidak seperti penelitian sebelumnya di mana data dianalisis untuk trimester kehamilan atau masa kanak-kanak.
“Dalam penelitian ini, kami menganalisis paparan anak-anak terhadap polusi udara sejak konsepsi hingga usia 8,5 tahun setiap bulannya,” lanjutnya.
Ada miliaran koneksi aktif dengan saluran materi putih di otak yang memastikan konektivitas struktural ke beberapa area otak. Area materi putih menghubungkan wilayah otak bersama-sama dan terlibat dalam proses kognitif tingkat tinggi seperti pembelajaran dan pemecahan masalah, menjadikannya wilayah umum untuk mempelajari perkembangan otak.
Penelitian sebelumnya telah mengaitkan perubahan abnormal pada struktur materi putih dengan gejala depresi, kecemasan, dan gangguan spektrum autisme.
Tingkat polusi udara yang lebih tinggi dikaitkan dengan perubahan struktur mikro materi putih di otak anak-anak. Paparan partikel halus mempengaruhi volume putamen, area otak yang terlibat dalam fungsi motorik, pembelajaran, di antara fungsi-fungsi penting lainnya.
Semakin banyak seorang anak terpapar partikel halus, terutama dalam dua tahun pertama kehidupan, semakin besar ukuran putamen pada masa praremaja.
“Putamen yang lebih besar telah dikaitkan dengan gangguan kejiwaan tertentu (skizofrenia, gangguan spektrum autisme, dan gangguan spektrum obsesif-kompulsif),” jelas Anne.
Sedangkan, Mònica Guxens, peneliti ISGlobal dan penulis studi senior menyebut, perlu ada studi lanjutan.
“Kita harus menindaklanjuti dan terus mengukur parameter yang sama dalam kelompok ini untuk menyelidiki kemungkinan efek jangka panjang pada otak dari paparan polusi udara,” ujarnya.