Pada tahun 2015, sebuah penelitian dalam Jurnal Science menemukan, rasa iri benar-benar menyakitkan, karena mengaktifkan bagian otak yang memperoses rasa sakit fisik.
BARISAN.CO – Iri adalah naluri alami manusia. Sifat ini terkadang menutupi perasaan lain yang bisa mematikan. Menyembunyikan rasa tidak aman dan malu, yang bahkan mampu menggerogoti jiwa dengan kritik yang membuat diri kita menjadi merasa tidak berharga.
Orang iri lebih sering membandingkan dan putus asa sehingga menyebabkan rasa sakit berlebih bagi diri sendiri. Rasa iri juga cenderung ingin memiliki apa yang dimiliki oleh orang lain. Bahayanya, orang iri hati sering memandang orang yang lebih unggul dari mereka sebagai musuh. Alih-alih berfokus pada peningkatkan diri, mereka malah ingin melihat orang lain gagal dan hancur.
Dalam Islam, iri masuk ke dalam penyakit hati yang membuat orang merasa tidak tenang dalam menjalani kehidupannya karena selalu merasa tersaingi dengan kebahagiaan orang lain.
Pada tahun 2015, sebuah penelitian dalam Jurnal Science menemukan, rasa iri benar-benar menyakitkan, karena mengaktifkan bagian otak yang memperoses rasa sakit fisik. Terlebih, otat mencatat kesenangan ketika orang yang membuat kita merasa iri mengalami musibah.
Mengutip The Awareness Centre, orang yang iri dapat bertindak pasif-agresif. Umumnya, mereka merasa sangat iri dan merasa frustasi karena tidak mampu memiliki apa yang dimilikinya. Kemudian, terkadang secara halus atau bisa juga terang-terangan menyerang orang lain. Meraka berusaha membuat orang lain jatuh agar dapat bahagia.
Padahal, kebahagiaan adalah tanggung jawab diri sendiri. Akan tetapi, karena penyakit yang telah menggerogotinya itu, bisa dilakukan dengan menyerang orang lain di media sosial. Seperti, mengkritik penampilan dan perilaku selebriti karena rasa rendah diri serta ketidakmampuan meningkatkan kualitas diri. Sehingga, mereka cenderung berpikir untuk menginjaknya agar bisa berada di atas angin.
Mungkin kita pernah melihat komentar sadis di kolom komentar yang menyudutkan selebriti di media sosial. Kehidupan mereka yang sempurna membuat orang iri menjadi agresif. Jika memang tidak suka dengan orang tersebut, bukankah lebih baik untuk mengabaikan dan melewatkannya? Bukan dengan meninggalkan komentar menyakitkan hanya karena kita tidak mampu seperti mereka.
Banyak penelitian juga menunjukkan bahwa kebahagiaan bisa direngkuh oleh orang yang bersyukur. Bukan mereka yang memiliki banyak harta, jabatan tinggi, atau semua hal berbau duniawi.
“Iri, bagaimana pun, berasal dari menginginkan sesuatu yang bukan milikmu. Tapi, kesedihan datang dari kehilangan sesuatu yang sudah kami miliki.” Jodi Picoult (Penulis)
Hilangkan rasa iri dalam hati karena dengan begitu hidup ini akan lebih indah. Namun, ketika rasa iri melekat, itu hanya akan terus membuatmu merasa tidak puas dan bisa saja menjadi serakah.
Saat kita berfokus dengan milik orang lain, kita lupa bahwa bisa saja sebenarnya apa yang kita miliki jauh lebih berharga. Dan jangan sampai, seperti yang dikatakan oleh penulis Jodi Picoult itu menjadi kenyataan, akibat kita iri terhadap orang lain, justru membuat kita kehilangan sesuatu yang telah kita miliki. [rif]