Anak muda diharap jangan anti terhadap politik. Justru harus terlibat memengaruhi setiap keputusan.
BARISAN.CO – Novel Baswedan mengapresiasi Bootcamp Caleg Muda yang dihelat oleh Gerakan Turun Tangan pada 1-4 Maret 2023 di Hotel Liberta, Kemang, Jakarta Selatan.
Novel mengatakan program ini merupakan langkah luar biasa dari anak muda yang punya semangat untuk berkontribusi melalui jalan politik.
“Ini suatu hal yang luar biasa tentunya karena kita tahu bahwa permasalahan negeri ini banyak. tentu segala permasalahan itu bisa diselesaikan dengan keputusan-keputusan politik dan kebijakan-kebijakan. Oleh karena itu, pilihan anak muda untuk mau masuk di jalur politik ini suatu hal yang berani dan luar biasa dan harus diapresiasi,” katanya, Senin (6/3/2023).
Dijelaskan Novel, hadirnya bootcamp Caleg Muda menjadi hal yang penting karena caleg harus memiliki pengetahuan dan kecakapan. Tentunya harus punya pengetahuan punya kecakapan punya pengalaman. Oleh karena itu, pelatihan ini menjadi penting.
“Kita berharap anak muda bisa berkontribusi lebih banyak lagi untuk mendukung dan mendorong kebijakan-kebijakan yang berpihak kepada kepentingan masyarakat dan kepentingan kebaikan dan dilakukan dengan koridor integritas dan anti korupsi,” jelasnya.
Novel berharap, ke depannya banyak anak muda yang turut andil, terlibat dalam keputusan-keputusan politik sehingga membuat negara ini lebih baik.
“Semoga ke depan negara kita menjadi lebih baik dengan banyak terlibatnya anak muda untuk kepentingan bangsa dan negara. Terima kasih selamat untuk menjadi caleg muda Semoga Anda semua sukses dan menjadi orang-orang yang hebat,” tutupnya.
Dalam kegiatan ini, ada sebanyak 20 anak muda yang diproyeksi jadi calon legislator yang akan duduk di DPRD kota/kabupaten/privinsi dan DPR RI.
Adapun pesertanya berasal dari pelbagai partai politik (Parpol), seperti Nasdem, PKS, Golkar, PDIP, Demokrat, PPP, PAN, Gelora, dan Partai Hijau.
Ketua Gerakan Turun Tangan, M Chozin Amirullah menuturkan, hadirnya program Caleg Muda diharapkan menjadi inisiasi program lain dan bisa ditirukan atau menginspirasi program lainnya.
Program ini, kata Chozin, juga merupakan upaya untuk mencegah politik transaksi yang merajalela di Indonesia.
“Indonesia pernah mengalami masa emas yang puncaknya adalah kemerdekaan. Ketika anak-anak bergerak punya gagasan. Kemudian gagasan itu saling dibenturkan sehingga bernegosiasi satu sama lain dan menghasilkan kebijakan atau kesepakatan bersama,” tuturnya. [dmr]