Scroll untuk baca artikel
Terkini

Trending Mendikbud Salah Urus, Kuota Internet Jadi Kebutuhan Primer Pembelajaran Jarak Jauh

Redaksi
×

Trending Mendikbud Salah Urus, Kuota Internet Jadi Kebutuhan Primer Pembelajaran Jarak Jauh

Sebarkan artikel ini

Barisan.co – Tagar Mendikbud Salah Urus atau #MendikbudSalahUrus jadi tranding topik di laman media sosial Twitter. Para nitizen mempertanyakan beragam kebijakan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim yang dinilai kurang bijak.

Semenjak Pandemi Covid-19, sekolah-sekolah atau aktifitas pendidikan diliburkan. Kegiatan belajar mengajar beralih di rumah. Sejak Stay At Home anak-anak beraktifitas menggunakan beragam kecanggihan teknologi aplikasi. Tentu aplikasi yang dapat menghubungkan guru dengan peserta didiknya, seperti Zoom maupun Google meet.

Baru-baru ini Nadiem Makarim mewacanakan pembelajaran jarak jauh yang bisa ditetapkan secara permanen setelah pandemi Covid-19 selesai. Kemendikbud berusaha bahwa untuk kegiatan belajar, mengakar dengan memanfaatkan teknologi.

Nadiem mengatakan pemanfaatan teknologi memberi kesempatan kepada sekolah melakukan berbagai modeling belajar.

Pembelajaran jarak jauh, ini akan menjadi permanen. Bukan pembelajaran jarak jauh pure saja, tapi hybrid model. Adaptasi teknologi itu pasti tidak akan kembali lagi,” kata Nadiem dalam rapat kerja bersama Komisi X DPR, seperti diberitakan Kompas.com, Kamis (3/7).

Hal inilah yang memicu para netizen membuat tagar Mendikbud Salah Urus. Sebagaimana akun Jalapeno yang menyatakan sekarang kuota pun termasuk kebutuhan primer. Lain lagi dengan akun yang bernama Fan menyampaikan beginilah kalau pebisnis dijadikan seorang menteri, yang terurus hanya untung pribadi, Rabu (8/7/2020)

Sementara itu, Kebijakan pembelajaran jarak jauh menurut Direktur Pusat Kursus dan Pelatihan Online Dr. Ahmad Suryadi Nomi, M.Pd, Indonesia belum siap menerapkan hal tersebut.  Bahwa indikator keberhasilan pendidikan minimal ada tiga, soal akses, sarana dan prasarana. Setiap daerah berbeda-beda, masih banyak yang sulit menjangkau akses internet. Meski setiap tahun anggaran pendidikan terus mengalami kenaikan.

“Menerpakan pembelajaran jarak jauh membutuhkan infrastruktur yang tidak murah dan bahkan kesiapan sumber daya manusianya terutama guru dan orang tua siswa,” tuturnya.

Suryadi menambahkan  mengenai infrastruktur pembelajaran jarak jauh atau pembelajaran daring yang harus dipersiapkan yakni Learning Management System (LMS) yang meliputi sofwere, system, courses, documentation, tracking, education, management, dan e-learning. (Lukni/Red)