BARISAN.CO – Mantan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump mengumumkan dirinya untuk maju dalam pemilihan presiden AS 2024 mendatang.
Trump menyampaikan pengumuman pencalonan ketiganya tepat satu minggu setelah pemilu paruh waktu yang membuat Partai Demokrat berhasil kembali meraih kursi mayoritas di Senat dan memblokir kehadiran beberapa kandidat pilihan Trump.
“Saya mengumumkan pencalonan saya sebagai presiden Amerika Serikat,” kata Trump di klub Mar-a-Lago, Palm Beach, Florida, Selasa (15/11/2022) waktu setempat, melansir NPR.
Trump semula berharap dapat menggunakan keuntungan yang diraih Partai Republik dan prediksi akan terjadinya “red waves” – atau dukungan besar para pemilih Partai Republik – sebagai batu loncatan untuk meraih nominasi calon presiden dari partainya, dengan mendapatkan dukungan lebih dini dan mencegah munculnya penantang lain.
Sebaliknya, Trump kini dinilai bersalah karena mendukung sejumlah kandidat yang kalah dalam pemilu paruh waktu yang berlangsung minggu lalu itu, sementara Partai Demokrat masih menguasai Senat dan memiliki selisih suara tipis dengan Partai Republik di DPR.
Trump menggugah semangat pendukungnya bahwa Amerika tengah dihancurkan. Tanpa menyebut siapa aktor yang tengah menghancurkan AS.
“Negara Anda sedang dihancurkan di depan mata Anda,” katanya.
Trump mengatakan Amerika tengah membutuhkan dirinya untuk memperbaiki pelbagai ketidakteraturan yang diklaimnya tengah merundung AS.
Pencalonan Trump memperbesar potensi pertandingan ulang melawan Presiden Joe Biden, yang akan berusia 80 tahun dalam waktu dekat. Biden juga mengatakan dia bermaksud untuk mencalonkan diri kembali pada tahun 2024.
Jajak pendapat menunjukkan inflasi menjadi masalah utama dengan pemilih pemilu paruh waktu secara keseluruhan. Mereka mengatakan lebih mempercayai Partai Republik dalam masalah ini daripada Demokrat dengan selisih yang lebar.
Langkah untuk mencalonkan diri kembali sebagai calon presiden merupakan hal luar biasa bagi mantan presiden mana pun.
Terlebih, Trump merupakan presiden yang membuat sejarah sebagai yang pertama dimakzulkan sebanyak dua kali dan masa jabatannya berakhir dengan insiden penyerbuan para pendukungnya ke gedung Capitol yang disertai dengan kekerasan dalam upaya menghentikan transisi kekuasaan secara damai pada 6 Januari 2021. [rif]