“Melalui Seminar Nasional ini para profesor dan narasumber yang dihadirkan diharapkan dapat memberikan pencerahan dan Insights terkait dengan Transformasi Ekonomi Pasca Covid untuk Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat,” ujarnya saat memberikan sambutan.
Dalam tanggapannya Didin S. Damanhuri mempertegas tentang success story Indonesia
“Saya kira tadi Bapak Menteri telah menyampaikan tentang success story Indonesia yang secara impresif mengalami pertumbuhan ekonomi 5,44% dengan inflasi memang agak naik tertinggi sejak tahun 2015 4,94%. Tadi juga disambung dengan gambaran transformasi yang akan ditempuh oleh pemerintah dengan trajektori katakanlah sampai 2045,” ujar Didin.
Lebih lanjut, Didin mengatakan pertumbuhan ekonomi kemudian GDP dan indikator-indikator makro itu adalah necessary condition.
“Pak menteri sendiri menyampaikan bonus demografi bisa juga merupakan beban kalau prasyarat-prasyaratnya tidak juga dipenuhi,” sambungnya.
Pendekatan awalnya itu pemerintah sangat menekankan pada pendekatan supply yaitu stimulus kepada korporasi dan itu banyak ditentang oleh kalangan ekonom di luar bahwa krisis-krisis besar itu umumnya ketika fiscal policy menjadi satu-satunya andalan seharusnya menjadi demand side approach.
“Perdebatan itu berlangsung cukup lama lebih dari 3 bulan barulah ada konsensus APBN 2020 dengan 695,2T itu agak lebih demand side jadi memperkuat daya beli masyarakat. Kemudian 2021 setelah kita kena resesi kemudian kembali pemerintah kepada supply side yaitu memberikan stimulus kepada korporasi, mungkin ini karena lobi lobi swasta yang begitu kuat dan hampir seluruh korporasi besar itu mengalami kebangkrutan,” ungkapnya.
Sehingga akhirnya APBN 2021 mengalami adjustment dan lebih demand side pula. Yang harus dicatat pada tahun 2021 Indonesia mengalami suatu keadaan dimana penanganan covid 19 relatif yang terburuk, karena kita mengalami baik yang terinfeksi dan juga meninggal paling tinggi di dunia pada bulan Juli.
“Tetapi yang ingin saya ungkapkan peranan negara yang relatif menjadi mindset Washington Consensus dan terjadi perdebatan yang demand side itu, dikala Covid ini dan juga krisis sebelumnya ternyata dana solidaritas krusial dari masyarakat itu sangat besar, terjadi tolong menolong antar RT, antar saudara, pulau dan lain sebagainya,” bebernya.
Transformasi Ekonomi
Sementara itu Guru besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin, Prof. Marsuki menyatakan bahwa Ide tentang transformasi ekonomi ini didengungkan oleh pemerintahan Jokowi pada awal periode pertama semenjak 2014, kemudian itu menjadi keputusan politik yang bagus hingga tahun 2019-2024.