Dari keseluruhan portofolio kredit tersebut, dapat disimpulkan bahwa struktur pertumbuhan kredit perbankan cenderung kurang produktif.
Meskipun kredit investasi menunjukkan tren positif, porsi kredit konsumsi yang terus tumbuh, sementara kredit modal kerja melemah, mengindikasikan bahwa dorongan terhadap sektor-sektor produktif belum optimal.
Ketidakseimbangan ini perlu menjadi perhatian baik bagi regulator, pelaku perbankan, maupun otoritas fiskal, untuk merancang kebijakan yang mampu mendorong pertumbuhan kredit yang lebih berkualitas dan berkelanjutan.
Instrumen-instrumen pendukung seperti penjaminan kredit, stimulus fiskal, hingga kebijakan moneter yang akomodatif perlu diarahkan untuk mempercepat pemulihan sektor produksi dan mendorong investasi baru.
Ke depan, memperkuat fundamental pertumbuhan kredit menjadi kunci agar sektor keuangan tidak hanya tumbuh secara nominal, namun juga mampu menjadi motor penggerak utama bagi perekonomian nasional. []