Scroll untuk baca artikel
Blog

Unjuk Gigi Barisan Oposisi

Redaksi
×

Unjuk Gigi Barisan Oposisi

Sebarkan artikel ini

Memang tidak mudah nengelola sebuah negara. Tidak mudah pula  mengurusi ratusan juta rakyat di sebuah negara. Tapi bila seorang pemimpin berani dipilih, seharusnya ia juga berani menanggung konsekuensi. Sebab, kebijakanny  menentukan arah perjalanan bangsa ini ke depan. Jika visi misi kepemimpinan sudah tak sesuai dengan jalan kebenaran, bukankah wajar masyarakat mengevaluasi, memberi kritik, saran, dan solusi?

Inilah efek calon pemimpin dipilih karena pembangunan citra diri. Seleksinya tidak alami. Penilaiannya bukan pada kecakapan dan kemampuan diri. Memilih pemimpin dalam politik hari ini bagai menjual produk unggulan. Dipasarkan dengan iklan besar-besaran. Dimunculkan  sosok yang disukai masyarakat. Masalah kompetensi dan kapabilitas urusan belakangan.

Deklarasi KAMI membawa makna penting. Pertama, pengurus negara haruslah dipilih dari orang yang benar-benar cakap dalam bidangnya dan memiliki jiwa negarawan sejati. Bukan karena politik balas budi atau kekuasaan oligarki. Kedua, ada yang salah dengan tata kelola sistem negeri ini. Negara yang berpijak pada ideologi kapitalisme tak pernah berakhir dengan kesejahteraan hakiki. Yang ada, kapitalisme justru mengacaukan nilai kemanusiaan, keberadaban, keadilan, dan persatuan.

Negeri ini butuh perubahan dan pembaharu. Revolusi perubahan menuju negeri yang diberkahi dengan keberlimpahan sumber daya alam. Negeri yang dirahmati dengan berpenduduk mayoritas muslim terbesar di dunia. Negeri yang semestinya menjadi permata bagi dunia. Negeri ini membutuhkan sentuhan sistem politik ruhiyah; sistem ekonomi non riba; sistem pendidikan dan sosial yang berakhlak mulia; serta sistem kepemimpinan yang amanah.