Scroll untuk baca artikel
Kolom

Unjuk Rasa Mahasiswa

Redaksi
×

Unjuk Rasa Mahasiswa

Sebarkan artikel ini

TERIMA kasih kepada para mahasiswa yang sudi kiranya mengikuti unjuk rasa sebagai manifestasi demokrasi. Ternyata tidak hanya diikuti mahasiswa, bahkan ada dosen yang turut andil memeriahkan demokrasi di negeri tercinta ini.

Saya sangat senang sekali menerima kritikan dan masukan, sebelumnya saya mohon maaf jika ada yang dihujani tembakan gas air mata dan juga ada yang babak belur.

Jika ada yang mengatakan bahwa mahasiswa ditumpangi dan beredar slogan-slogan aksi yang sangat membumi misalnya, “mending 3 ronde di ranjang dari pada 3 priode.” Slogan tersebut merupakan kreativitas yang luar biasa dari hasil slogan merdeka belajar.

Kebetulan di bulan mulia ini bulan suci Ramadan, Imam Al-Ghazali mengatakan ada tiga tingkatan orang yang berpuasa dalam kitab Ihya Ulumuddin:

اعلم ان الصوم ثلاث درجات, صوم العوم, وصوم الحصوص, وصوم حصوص الحصوص

Begitu juga ada tiga tingkatan mahasiswa, bukan soal kepentingan maupun slogan. Tiga tingkatan mahasiswa tersebut yakni mahasiswa baru, mahasiswa tingkat akhir dan mahasiswa abadi.

Jadi tidak perlu risau menjadi mahasiswa sebagaimana kata Pramoedya Ananta Toer, “Dalam hidup kita, cuma satu yang kita punya, yaitu keberanian.”

Mahasiwa itu harus berani mensuarakan, meski ada isu yang mengatakan pemerintah berupaya melakukan penundaan pemilu dan juga soal tiga peride. Perlu diketahui bahwa saya tidak berkeiginan untuk menjabat tiga periode.

Jika kiranya ada yang mengelontorkan isu tersebut dari menteri-menteri kesayangan saya, itu kan menteri dan bukan saya. Menanggapi hal tersebut, katanya saya harus bersikap tegas.

Maqam saya kan sabar dan syukur, bukan maqam tegas. Saya sabar menghadapi isu tersebut dan bersyukur akan isu tersebut. Jika ada yang suka tiga periode, itu bukan kehendak saya. Tapi kalau ada yang menginginkan, ya saya terima. Lha untuk menjadi menteri, jadi DPR, jadi Presiden itu biayanya mahal lho.

Kiranya melanggar konstitusi, itu kan bisa diubah dan bahkan apa tidak belajar di provinsi saya tinggal soal penegakan hukum yang berkeadilan. Kasus gunung kendeng, jelas warga sudah menang secara hukum dan alhamdulillah pabrik masih tetap beroperasi.

Kiranya itu saja tanggapan saya. Jika kiranya tidak berkenan, ya kenalan.

Salam
(Bukan) Presiden Bajingan
11/4/2022