“Kami lahir, besar tumbuh di Ciliwung, bahkan mungkin sampai mati di tempat ini, walaupun rencana ibukota dipindah ke pulau lain, Jakarta harus diselamatkan dari kebodohan bunuh diri ekologi Jakarta Skak Mat City, tidak bisa ditinggalkan begitu saja angkat kaki ” begitu presentasiku kepada Gubernur Anies Baswedan, saya berbicara mewakili para tetua pengurus pangkalan-pangkalan Ciliwung yang turut hadir menghadap Gubernur lengkap beserta jajaran Kepala Dinas rapat di Balaikota 16 Maret 2021 menyampaikan aspirasi dukungan pentingnya Jakarta mempertahankan Naturalisasi ‘fungsi alami’ Sungai agar Jakarta tidak semakin terkunci menuju jebakan percepatan tenggelam #JakartaSkakMatCity .
Jakarta Skak Mat City merupakan sekenario bunuh diri percepatan Jakarta Tenggelam “bencana yang diproduksi/diciptakan” atas nama Proyek AbNormalisasi Sungai, solusi palsu betonisasi sungai di kawasan selatan hulu Jakarta menciptakan arena sirkuit balapan air, jadi ketika musim hujan luapan sungai limpahan debit air tinggi dari Bogor dan Depok didorong secepat-cepatnya dari kawasan Selatan Jakarta sungai dibeton laju air semakin kencang dan perbesar daya rusak didorong diluncurkan secepat-cepatnya ditumpahkan ke kawasan hilir di utara Jakarta, hal ini sangat berbahaya yang mengalami akumulasi banjir parah momentum tabrakan massa air dari depan dan dari belakang (banjir dari hulu+ rob pasang air laut+ drainase hujan lokal).
Wilayah utara dan kawasan pesisir sendiri sudah sangat rentan dengan kejenuhan air, mengalami banyak persoalan mulai dari level penurunan muka tanah yang serius, letak pemukiman warga semakin dibawah level permukaan air dan masalah pulau pulau palsu reklamasi yang diuruk terlalu rapat dengan garis pantai sehingga menggangu aktivitas muara sungai untuk mencuci sedimen dan limbah, arus pantai yang terhambat urukan pulau mengalami laju pendangkalan hebat, pendangkalan akut muara sungai juga mengganggu mobilitas aktivitas kapal nelayan keluar masuk pelabuhan nelayan tradisional yang biasanya di sekitaran muara sungai seperti Muara Angke, Muara Ciliwung, Kali Adem dan Muara Kali Pesanggrahan Cengkareng Drain.
Penyelamatan Muara Sungai dari Pendangkalan Pasca Reklamasi
Reklamasi sudah terlanjur jalan akan memberikan dampak. Pulau-pulau palsu memberikan dampak ekologi . Pulau D sudah terlanjur dibangun untuk kawasan bisnis. Harusnya perusahaan merelokasikan anggaran untuk pengerukan muara sungai yang alirannya tersumbat oleh pulau reklamasi. Sementara Pulau G harus dijadikan pulau konservasi dan laboratorium penyelamatan teluk Jakarta, suksesi ekosistem yang mulai tumbuh bisa dibantu dipercepat ditanami mangrove, dan pelajar mahasiswa memanfaatkan sebagai laboratorium dan pengamatan biota bioindikator pemulihan dan penyelamatan ekosistem perairan teluk Jakarta.
Naturalisasi Sungai
Kontra Betonisasi Sungai adalah Naturalisasi Sungai yang merupakan definisi dari Konservasi Air (Menabung Air Diresapkan dengan Sumur Resapan dan Penambahan RTH ) dengan tujuan mengurangi koefisien run off laju air permukaan yang akan membebani palung sungai yang menjadi penyebab utama banjir di kawasan hilir.
Air tidak lagi dipandang sebagai musuh/bencana yang selama ini pemikiran usang Kementerian Pekerjaan Umum (#BubarkanBBWS) adalah air hujan dibuang secepatnya ke laut direkayasa proyekan betonisasi sungai/abnormalisasi yang pada aplikasinya malah kontradiktif dengan tujuan memperbesar kemampuan tampung palung sungai, kenyataannya malah mempersempit ruang sungai karena bangunan tembok beton (great wall) didirikan di atas (merampas ruang parkir air) sempadan sungai dan pendangkalan sungai oleh sedimen yang hanya memumpuk di palung sungai (harusnya sedimen diperangkap di dataran banjir sempadan sungai .
Hal paling berbahaya dari #AbnormalisasiSungai adalah perosotan oleh beton sungai, percepatan daya laju air sungai memperparah akumulasi banjir di kawasan hilir dibawahnya dan di ujung outlet muara sungai air juga terhambat keluar karena harus berhadapan dengan kenaikan air laut (jadwal pasang surut air laut setiap 24 jam sekali dan jadwal pasang besar 2 kali sebulan bertepatan dengan hilal bulan baru dan bulan purnama).
Kerentanan berikutnya betonisasi sungai adalah kehilangan resapan air yang ditutup rapat sirkulasinya oleh tembok beton, pohon-pohon di sempadan sungai terancam mati tidak mendaparkan suplai serapan air ataupun digusur ditebang digantikan kawasan tembok beton.
Air hujan yang secepat-cepatnya dibuang ke laut juga membuat kita krisis air, menjadi rentan kekeringan di musim kemarau dan penurunan muka tanah (sinking) karena defisit air akan memaksa pemakaian air tanah berlebihan.
Naturalisasi sungai dalam sklala terbatas telah dilakukan oleh Pemprov DKI di Tebet Eco Park sebagai percontohan, ini merupakan yang pertama di Indonesia sebagai lonceng era Restorasi Sungai sudah dimulai di Indonesia, sebagai bagian dari jawaban adaptasi dan mitigasi ketahanan tantangan menghadapi krisis iklim dunia.
Pemprov DKI Jakarta sudah memberikan contoh yang bagus lewat Tebet Eco Park, yaitu membongkar beton sewaktu masih jadi Taman Honda dan mengembalikan fungsi sempadan. Taman ini menjadi ruang ekosistem dan memberi ruang untuk semua kehidupan ekologi dan upaya penanggulangan banjir jakarta untuk menyediakan retensi konservasi air. Melalui, penyerapan pengisian air tanah di banyak bagian taman yang berkala difungsikan menjadi wilayah pasang surut air hujan dan luapan sungai dan ketika kering atau musim kemarau menjadi tempat bermain.
Seharusnya pemerintah pusat melalui Kementerian PU sebagai pemegang otoritas Sungai Ciliwung (sungai strategis nasional lintas provinsi) memberikan kewenangan kepada DKI jakarta, menerbitkan payung hukum untuk pemerintah daerah melakukan Naturalisasi Ciliwung sehingga lewat regulasi dan anggaran, secara struktural bisa dieksekusi pemda DKI.
Kami menyadari sebentar lagi mendekati tahun politik akan ada rotasi penggantian kepemimpinan nasional dan penggantian kepala daerah DKI Jakarta, dan diatas kebisingan pemindahan ibukota belum ada diskursus serius tentang bagaimana nasib “pemulihan ekologi jakarta pasca ibukota” , kami sebagai warga Ciliwung akan tetap mengawal dan mempertahankan Naturalisasi Sungai yang sudah dimulai Pemprov DKI Jakarta, siapapun Gubernur dan Presiden terpilih !!!
Konservasi Air Demi Penyelamatan Masa Depan Jakarta, Perlambat Laju Jakarta Tenggelam !!!
Tebet, 30 Juni 2022
Catatan di penghujung Juni penutupan Hajatan Jakarta
Dirgahayu Jakarta ke-495
Anak Sungai
Sudirman Asun
Ciliwung Instute