Scroll untuk baca artikel
Kesehatan

WHO: Setiap Tahun, 400.000 Anak dan Remaja Didiagnosis Menderita Kanker

Redaksi
×

WHO: Setiap Tahun, 400.000 Anak dan Remaja Didiagnosis Menderita Kanker

Sebarkan artikel ini

Setiap 3 menit, satu anak didiagnosis menderita kanker.

BARISAN.CO – Kanker menjadi penyebab kematian utama bagi anak-anak dan juga remaja. Kemungkinan bertahan hidup tergantung dari negara tempat anak tersebut tinggal.

Di negara berpenghasilan tinggi, lebih dari 80 persen anak dengan kanker dapat disembuhkan. Sedangkan mereka yang tinggal tinggal di negara dengan pendapatan rendah dan menengah, kurang dari 30 persennya yang dapat sembuh.

Alasan untuk tingkat keberlangsungan hidup yang rendah di negara berpenghasilan rendah dan menengah karena terlambat diagnosis, ketidakmampuan medapatkan diagnosis yang akurat, terapi yang sulit diakses. Selain itu, pengabaian pengobatan, kematian akibat efek samping, dan kemungkinan kambuh yang mungkin terjadi.

Setiap tahunnya, menurut data WHO, lebih dari 400.000 anak dan remaja di bawah 20 tahun didiagnosis menderita kanker. Sedangkan, penyebab kanker pada anak sulit dipahami daripada orang dewasa yang sering dikaitkan dengan gaya hidup atau faktor lingkungan.

Kasus Kanker Anak di Indonesia

Di Indonesia, diperkirakan terdapat sekitar 11.000 anak yang baru terdiagnosis kanker setiap tahunnya. Meski, kanker cukup jarang terjadi di tanah air, namun menjadi penyebab utama kematian 90.000 anak setiap tahun.

Berdasarkan data Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, jenis kanker yang paling umum menyerang anak-anak antara lain, yaitu leukimia (kanker darah), retinoblastoma (kanker mata), osteosarkoma (kanker tulang), dan tumor otak.

Akan tetapi, perubahan genetik penyebab kanker (mutasi) paling sering terjadi, sekitar 10 persen kasus anak dilahirkan dengan perubahan genetik yang meningkatkan risiko terkena kanker. Infeksi kronis seperti HIV, virus Epstein-Barr, dan malaria juga menjadi faktor risiko kanker anak.

Sebab, lebih sulit untuk dicegah, strategi paling efektif dapat dilakukan dengan diagnosis dini. Ada tiga komponen dari diagnosis dini, yakni kesadaran gejala oleh keluarga dan penyedia perawatan primer, evaluasi, diagnosis, dan stadiun klinis yang akurat dan tepat waktu (melihat kemungkinan penyebaran), dan akses pengobatan segera.

Kanker anak terkait dengan berbagai gejala peringatan, seperti demam, sakit kepala parah dan persisten, nyeri tulang dan penurunan berat badan yang dapat dideteksi oleh keluarga dan penyedia layanan kesehatan primer terlatih.

Sejarah Hari Kanker Anak Internasional

Sejak tahun 2002, Hari Kanker Anak Internasional pertama kali diperingati oleh Childhood Cancer International (CCI) bersama lebih dari 170 organisasi. Diantaranya, program penjangkauan kanker, lembaga kanker, dan organisasi penyintas kanker anak yang tersebar di 93 negara di dunia.

Hari Kanker Anak Internasional diperingati setiap tahun pada 15 Februari untuk meningkatkan kesadaran tentang kanker anak dan memberikan dukungan kepada anak-anak dan remaja dengan kanker, penyintas kanker, dan keluarga mereka.

Gagasan perayaan hari ini karena CCI meyakini setiap anak dan remaja yang menderita kanker layak menerima perawatan medis dan psikologis terbaik, terlepas dari negara tempat tinggal, ras, keuangan, dan status sosial mereka.

Sebuah penelitian dari Children with Cancer UK menemukan dampak luas pada kesehatan mental yang ditimbulkan oleh anak-anak saat menjalani perawatan kanker. Sekitar 45 persen keluarga menyebut kesehatan mental anak mereka telah terpengaruh oleh pengobatan kanker dalam jangka pendek. Dan 34 persennya mengatakan terjadi dalam jangka panjang termasuk kecemasan, gangguan stres pasca-trauma (PTSD), dan depresi.

Orang lebih merasa baik secara emosional ketika mereka memiliki dukungan kuat dari anggota keluarga dan teman-temannya. Perawatan dapat berlangsung selama berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun yang berarti anak atau remaja akan berada jauh dari rumah, sekolah, teman, dan saudara kandung. Efek pengobatan pun sering membuat anak merasa sangat kelelahan.