Binasa membinasa
Satu menista lain gila
(29 Juni 1943)
Isa
Kepada nasrani sejati
Itu Tubuh
mengucur darah
mengucur darah
rubuh
patah
mendampar Tanya : aku salah?
kulihat Tubuh mengucur darah
aku berkaca dalam darah
terbayang terang di mata masa
bertukar rupa ini segara
mengatup luka
aku bersuka
itu Tubuh
mengucur darah
mengucur darah
(12 November 1943)
Doa
Kepada pemeluk teguh
Tuhanku
Dalam termangu
Aku masih menyebut namaMu
Biar susah sungguh mengingat
Kau penuh seluruh
CayaMu panas suci
Tinggal kerdip lilin di kelam sunyi
Tuhanku
aku hilang bentuk
remuk
Tuhanku
aku mengembara di negeri asing
Tuhanku
di pintuMu aku mengetuk
aku tidak bisa berpaling
(13 November 1943)
Menurut Arief Budiaman sajaknya yang keempat Chairil Anwar tentang agama muncul pada bulan Februari 1947, dalam suasana yang sudah berbeda lagi.
“Disini dia berbicara tentang surga yang menjanjikan kepadanya berbagai macam ragam kebahagiaan.”
Puisi Chairil Anwar tentang Surga:
Surga
buat basuki resobowo
Seperti ibu-nenekku juga
tambah tujuh keturunan yang lalu
aku minta pula supaya sampai di surga
yang kata Masyumi-Muhammadiyah
bersungai susu
dan bertabur bidadari beribu
Tapi ada suara menimbang dalam diriku
nekat mencemooh : Bisakah kiranya
berkering dari kuyup laut biru
gamitan dari tiap pelabuhan gimana?
Lagi siapa bisa mengatakan pasti
di situ memang ada bidadari
suaraanya berat menelan seperti Nina, punya
kerlingnya Yati?
(15 Februari 1947)
Demikianlah kumpulan puisi Chairi Anwar dengan berbagai tema baik religi, kematian mapun pengalaman cintanya. Semoga bermanfaat. [Luk]