Scroll untuk baca artikel
Sastra

10 Puisi Chairil Anwar Tentang Cinta, Agama dan Kematian

Redaksi
×

10 Puisi Chairil Anwar Tentang Cinta, Agama dan Kematian

Sebarkan artikel ini
Puisi Chairil Anwar Tentang Cinta
Ilustrasi foto/Suara.com

(1949).

Selain pengalaman tentang kematian dan cinta, Puisi Chairil Anwar juga mengekspresikan nilai-nilai religiusitas. Hal ini ia tuliskan dalam sajak-sajaknya yang sangat riligius.

Adapun puisi religi Chairil Anwar diantaranya:

Di Masjid

Kuseru saja Dia
Sehingga datang juga
Kamipun bermuka-muka
Seterusnya Ia bernyala-nyala dalam dada
Segala daya memandangnya

Bersimpuh peluh diri tidak bisa
diperkuda

Ini ruang
Gelanggang kami berperang

Binasa membinasa
Satu menista lain gila

(29 Juni 1943)

Isa
Kepada nasrani sejati

Itu Tubuh
mengucur darah
mengucur darah

rubuh
patah

mendampar Tanya : aku salah?

kulihat Tubuh mengucur darah
aku berkaca dalam darah

terbayang terang di mata masa
bertukar rupa ini segara

mengatup luka

aku bersuka

itu Tubuh
mengucur darah
mengucur darah

(12 November 1943)

Doa
Kepada pemeluk teguh

Tuhanku
Dalam termangu
Aku masih menyebut namaMu

Biar susah sungguh mengingat
Kau penuh seluruh

CayaMu panas suci
Tinggal kerdip lilin di kelam sunyi

Tuhanku

aku hilang bentuk
remuk

Tuhanku
aku mengembara di negeri asing

Tuhanku
di pintuMu aku mengetuk

aku tidak bisa berpaling

(13 November 1943)

Menurut Arief Budiaman sajaknya yang keempat Chairil Anwar tentang agama muncul pada bulan Februari 1947, dalam suasana yang sudah berbeda lagi.

“Disini dia berbicara tentang surga yang menjanjikan kepadanya berbagai macam ragam kebahagiaan.”

Puisi Chairil Anwar tentang Surga:

Surga
buat basuki resobowo

Seperti ibu-nenekku juga
tambah tujuh keturunan yang lalu
aku minta pula supaya sampai di surga
yang kata Masyumi-Muhammadiyah
bersungai susu
dan bertabur bidadari beribu

Tapi ada suara menimbang dalam diriku
nekat mencemooh : Bisakah kiranya
berkering dari kuyup laut biru
gamitan dari tiap pelabuhan gimana?
Lagi siapa bisa mengatakan pasti
di situ memang ada bidadari
suaraanya berat menelan seperti Nina, punya
kerlingnya Yati?

(15 Februari 1947)

Demikianlah kumpulan puisi Chairi Anwar dengan berbagai tema baik religi, kematian mapun pengalaman cintanya. Semoga bermanfaat. [Luk]