Scroll untuk baca artikel
Edukasi

5 Bahaya Teratas Akses Internet Bagi Anak-Anak, Orangtua Harus Hati-Hati

Redaksi
×

5 Bahaya Teratas Akses Internet Bagi Anak-Anak, Orangtua Harus Hati-Hati

Sebarkan artikel ini

Barisan.co – Sejak pandemi Covid-19, anak-anak diliburkan dan kegiatan pembelajaran berlangsung di rumah. Pembelajaran jarak jauh berhubungan langsung menggunakan perangkat handphone, komputer, laptop maupun android.

Sehingga anak-anak yang awalnya dibatasi pengunaannya, kini mereka lebih dekat dengan dunia online, virtual, maupun digital. Sebab pembelajaran menggunakan akses internet. Baik itu melalui Zoom, Whatshaap grup, Facebook, YouTube, GoogleMeet maupun perangkat lain.

Internet atau ruang digital menjadi ruang baru atau lingkungan seletelah sekolah, keluarga, dan masyarakat. Ketika internet menjadi kebutuhan dan lingkungan, tentu memiliki nilai bahaya bagi setiap orang. Bukan saja anak-anak, remaja, bahkan orang tua itu sendiri.

Akan tetap lingkungan internet memang sangat rentan untuk anak-anak dalam masa pertumbuhan. Anak-anak membutuhkan informasi lebih, selain terkadang lebih banyak bermain di ruang digital. Baik itu bermain game, maupun banyak menghabiskan waktu untuk menikmati tontonan video YouTube.

Ruang digital internet memang berbahaya bagi siapa saja, namun hal ini perlu diwaspadai. Sebab predator cyber dapat menghantui, membawa efek besar terhadap segala bentuk akses dan perubahan tingkah laku.

Kewaspadaan ini seperti ketika anak-anak tanpa disadari mengakses hal-hal yang kurang berkenan untuk sesusianya. Mengekspos keluarga tanpa sepengetahuan. Tanpa disadari juga tanpa sengaja mengunduh atau mengklik malware, virus atau perangkat lain yang dapat berdampak pada cyber crime atau kejahatan dunia siber.

Meskipun ada perangkat keamanan cyber yang dapat melindungi dari berbagai ancaman tersebut. Namun alangkah baik ada komunikasi atau pendampingan orang tua terhadap anak-anaknya.

Berikut ini lima bahaya teratas saat anak-anak berhadapan dengan ruang digital tersebut, yakni:

1. Cyber bullying

Hasil survei tahun 2018 tentang perilaku online anak-anak menemukan bahwa sekitar 60% menggunakan media sosial menemukan bentuk intimidasi atau kekerasan. Banyak informasi dunia maya berkisar hal tersebut. Terlebih media sosial dan game online sebagai taman virtual bermain bagi anak-anak saat ini. Dari sinilah banyak cyber bullying terjadi.

2. Online predator

Wajah ceria anak-anak, kepolosan mereka saat mengkases internet sering dikuntit. Para pelaku kejahatan bisa saja mengambil keuntungan dari kepolosan mereka. Terkadang kurangnya pengawasan dan penyalahgunaan bisa berkakibat fatal bagi anak-anak. Predator cyber bisa bersembunyi dimana saya, terlebih di media sosial dan platfrom game online yang dapat menarik perhatian anak-anak. Perlindungan terbaik untuk anak-anak kita, selain menjauhkan dunia tersebut yakni berbicara tentang pengalaman kehidupan sehari-hari.

3. Informasi pribadi

Anak-anak belum memiliki batasan saat mengakses ruang digital. Bisa saja tanpa disadari memposting informasi atau identitas pribadi (IP) saat online. Misalnya, memberikan ruang akses ke profil pribadi baik itu di media sosial maupun platform online lainnya.

4. Phising

Phising secara sederhana merupakan cara atau metode untuk melakukan penipuan dengan mengelabui pengguna internet dengan maksud untuk mencari target dalam hal penipuan. Ini bisa menjadi sangat rentan bagi anak-anak untuk dideteksi, karena sering kali tanpa sengaja mengklik hal yang membuatnya tertarik.

Melalui email phising dan teks yang menarik perhatian dapat muncul kapan saja. Kejahatan di dunia maya memang merencanakan dan mengawasi situs-situs yang populer dengan anak-anak. Tindak kejahatan dengan mengumpulkan informasi seperti alamat email, nama teman serta informasi pribadi.