BARISAN.CO – Menahan sendawa adalah bagian dari sunah Nabi SAW. Meski bukan sebuah larangan dan lebih pada anjuran namun itu sangat baik, minimal makruh sebab memungkinkan membuat orang lain menjadi tidak nyaman karena perilaku sendawa. Meski hal remeh temeh, Allah telah mengatur semua untuk kebaikan.
“Ada seorang yang bersendawa di sisi Nabi SAW. Maka beliau bersabda: ‘Tahanlah sendawamu agar tidak terdengar oleh kami. Karena orang yang paling banyak kenyangnya di dunia adalah orang yang paling panjang laparnya di hari Kiamat‘”. (HR. Tirmidzi)
Dua pesan utama
Pada redaksi hadits tersebut jelas bisa kita simpulkan mengenai pesan yang tersampaikan. Pertama mengenai adab. Sepertinya adab tidak menampakkan sendawa di deapan orang lain adalah hal yang juga berlaku di lain tempat, di dunia timur seperti Indonesia.
Juga hingga ke Eropa. Artinya tidka hanya berlaku di wilayah arab saja. Hal ini menandakan secar keumuman bahwa sunnah menahan sendawa adalah sebuah kebaikan nilai adab yang berlaru secara universal.
Dalam berinteraksi dengan orang lain, adab menjadi satu pondasi penting atas berlangsungnya hubungan yang lebih baik. Diantaranya menghormati orang lain. Setidaknya berefek pada sisi kenyamanan lawan interaksi, bila itu terpenuhi mualamah tersebut bisa jadi lebih mengarah pada kekerabatan. Sebab prioritas adab dalam berinteraksi. Inilah sunah toleransi yang luar biasa dari Rasulullah Muhammad SAW karena hal terkecil pun menjadi sebuah perhatian.
Pesan kedua dari redaksi hadits tersebut adalah anjuran menghindari kondisi terkait kenyang atau makan berlebih. Dari makan berlebih itu sendiri akan memunculkan sendawa. Dengan mengurangi makan berlebih, maka sendawa bisa diminimalisir.
Sebagaimana kita ketahui bahwa sendawa terjadi atas dorongan dari dalam perut sebab makan berlebih yang menjadikan gas keluar melalui mulut. Maka jelas, penekanan keduanya lebih pada tidak makan terlalu kenyang.
Akibat terlalu banyak makan
Selain bersendawa, makanan terlalu kenyang juga akan berdampak kurang baik bagi kesehatan. Perlu diingat bahwa dengan makan terlalu banyak, maka akan membuat tubuh bekerja terlalu keras. Makan berlebihan terjadi, meskipun mungkin sudah terasa kenyang, dapat menyebabkan kerusakan nyata pada bagian dalam.
Sebab, makan terlalu banyak dapat menyebabkan lonjakan kadar gula pada darah, karena tubuh mulai memberi kompensasi berlebihan dan memproduksi lebih banyak insulin daripada biasanya. Dilansir dari kompashealt, beberapa akibat makan terlalu banyak dapat menimbulkan hal hal berikut.
- Sakit kepala
- Rasa haus meningkat
- Kelelahan atau kelesuan
- Gula darah berlebih dalam tubuh
- Menambah berat badan
- Organ pencernaan membengkak
- Perut kembung
- Asam lambung
- Memengaruhi pola tidur
Mengonsumsi makanan terlalu banyak, dapat membuat perut terasa sangat penuh. Untuk meredakannya, dapat dilakukan dengan mulai menggabungkan makanan sehat dan padat nutrisi ke dalam makanan berikutnya.
Setelah merasa sadar jika telah makan berlebihan, tubuh mungkin akan menanggung akibatnya. “Yang dapat dilakukan adalah minum enam hingga delapan gelas air yang disarankan per hari agar tetap terhidrasi,” kata ahli diet dan pendidik diabetes, Grace Derocha dari Blue Cross Blue Shield of Michigan.
Hal ini membantu tubuh mencerna, dan juga membantu mendetoksifikasi sistem dari asupan natrium yang berlebihan. Kemudian lakukan aktivitas fisik olahraga, ini dapat membantu meningkatkan metabolisme dan membantu tubuh mengeluarkan kalori ekstra.
Akan tetapi, olahraga berat mungkin bukan ide terbaik, ahli lebih menyarankan berjalan jalan ringan atau berlatih rileksasi dapat membantu merasa lebih baik setelah makan berlebihan dan membantu pencernaan. Sendawa adalah akibat, bila tak ingin banyak sendawa maka hindarilah makan terlalu banyak. Demikian sunnah Nabi SAW.
Cara terbaiknya dengan makan tidak kebanyakan, maka selain dampak negatif tersebut akan terhindar juga meminimalisir timbulnya sendawa. Sekali mendayung, dua tiga pulau terlampaui. Wallahua’lam.