BAKSO URAT DAN JUS JAMBU
Enaknya jadi kau
Menghadap-Nya lebih awal
Sementara aku…
Menanggung sinis dari sebelah
Enaknya jadi kau
Bercengkerama dengan pendahulumu
Sementara aku…
Menghirup nyinyir dari kuah bakso
Enaknya jadi kau
Mengepakkan sayap bersama jibril
Sementara aku…
Meneguk fitnah dari jus jambu
Bakso urat dan jus jambu
Mana yang lebih baik?
Apakah aku harus menelan keduanya secara bersamaan?
Apakah aku harus menanggung semua itu seorang diri?
Jakarta, 8 Agustus 2021
PECEL LELE DARI YANG TERCINTA
Lezat
Nikmat
Pecel lele itu nampak menggoda
Aroma khas lele yang baru dimasak
Ditemani setia oleh sambal beserta sepasang tempe dan tahu
Tak lupa daun kemangi dan timun yang menghiasi piring berwarna putih ini
Kupadatkan nasi yang masih hangat di tanganku
Tak lupa sedikit daging lele dan sambal kujejalkan bersamaan ke dalam mulut
Aku mengunyahnya, meresapinya
Dan rasanya
Hambar.
Ada rasa yang hilang…
Rasa yang tidak pernah aku rasakan lagi
Pedih dan rindu membaur jadi satu
Tanganku bergetar
Air mata mengalir dalam sunyi
Sesak mulai aku rasakan
Aku berlirih dalam senyapnya malam
“Rindu”.
Jakarta, 8 Agustus 2021
*Rifqi Hauzan, Mahasiswa Hukum UPN Jakarta