Manusia seperti hewan, inilah sifat binatang pada manusia artinya bukan dalam bentuk fisik melainkan bermakna sifat yang menyerupai binatang.
BARISAN.CO – Manusia adalah mahluk ciptaan Allah yang paling sempurna dengan keberadaan akal untuk berfikir, tidak seperti hewan yang memiliki otak tapi tak mampu berakal/ berfikir. Ada istilah yang menyatakan ‘manusia seperti hewan’, maksudnya adalah bukan dalam bentuk fisik manusia itu berwujud seperti hewan, namun sifat dan perangainyalah yang menyerupai hewan.
Misalnya, orang yang tak tahu malu dengan berbuat keburukan semaunya sendiri, suka maksiat atau orang yang tidak beretika. Penyerupaan seperti halnya hewan wajar, karena hewan berbuat apapun dia tidak akan pernah merasa malu karena dia termasuk mahluk yang tak berakal.
Ketika manusia yang memiliki akal namun tidak dipakai untuk berfikir agar menghasilkan perbuatan baik, inilah sifat binatang pada manusia, maka tak ubahnya ia bagaikansifat binatang pada manusia hewan. Istilah tersebut seakan memberi isyarat kepada kita bahwa ada di antara manusia yang wujud dan tampilannya berupa manusia tetapi sifat dan perbuatannya seperti binatang.
Ayat 179 surat Al-A’raaf di atas secara gamblang menyinggung fenomena tersebut, memang benar ada manusia yang seperti binatang.
Kebanyakan Isi Neraka Jahannam adalah Jin dan Manusia
Sesungguhnya Allah SWT menciptakan banyak makhluk dari jin dan manusia yang dipersiapkan untuk melakukan perbuatan yang bisa mengantarkan mereka ke neraka Jahannam, demikian pula bisa mengantarkan mereka ke syurga. Allah SWT berfirman tentang tempat kembali kedua kelompok tersebut, “… Segolongan masuk surga, dan segolongan masuk Jahannam,” (QS Asy Syura [42]: 7).
Dan Allah SWT berfirman tentang keadaan mereka pada hari Kiamat, “… Maka di antara mereka ada yang celaka dan ada yang berbahagia,” (QS Huud [11]: 105).
Dalam kajian tafsir Ibnu Katsir, ayat di atas bermakna bahwa Kami (Allah) telah menyiapkan neraka Jahannam untuk kebanyakan manusia dan jin, karena itulah mereka akan cenderung melakukan perbuatan ahli neraka. Sesungguhnya ketika Allah hendak menciptakan makhluk, Ia telah mengetahui apa yang akan mereka perbuat sebelum mereka ada. Hal itu telah Allah tulis sebelum Ia menciptakan langit dan bumi.
Sebagaimana disebut dalam hadits shahih bahwa Rasulullah saw bersabda, “Sesungguhnya Allah telah tentukan takdir makhluk lima puluh tahun sebelum Ia menciptakan langit dan bumi, dan ‘Arasy-Nya di atas air,” (HR Muslim).
Hati, Mata dan Telinga yang Menjerumuskan ke Neraka Jahannam
Ada dua pertimbangan yang bisa ditangkap dari ayat di atas, yaitu:
Pertama, sesungguhnya pengetahuan Allah telah mengcangkup, bahwa mereka (kebanyakan jin dan manusia) itu akan terjerumus ke neraka Jahannam. Dan hal ini Allah tidak membutuhkan terlihatnya perbuatan mereka yang menjadikan masuk neraka, sebab ilmu Allah itu universal dan integral, tidak terbatas pada zaman dan gerakan yang melahirkan perbuatan di dunia hamba yang baru.
Kedua, sesungguhnya pengetahuan Allah yang azali yang tidak terkait dengan zaman dan gerakan di dunia hamba yang baru, bukanlah yang mendorong kebanyakan jin dan manusia kepada kesesatan, melainkan dipicu oleh faktor yang disebut secara tekstual oleh ayat di atas, “Mereka mempunyai akal, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah).”
Mereka tidak membuka akal yang dianugerahkan kepada mereka dengan selebar-lebarnya untuk memahami (ayat-ayat Allah). Mereka juga tidak membuka mata untuk melihat ayat kauniyah, tanda-tanda kekuasaan Allah yang terkait dengan alam semesta.