Beberapa perusahaan telah terlibat dalam greenwashing melalui siaran pers dan iklan menggembar-gemborkan energi bersih atau upaya pengurangan polusi.
BARISAN.CO – Semakin banyak konsumen mengatakan mereka bersedia membayar lebih untuk produk dengan pesan keberlanjutan. Tapi, ketika iklan membuat sesuatu terdengar lebih baik untuk lingkungan daripada yang sebenarnya, itu disebut greenwashing.
Ini upaya untuk memanfaatkan permintaan yang terus meningkat akan produk ramah lingkungan, baik itu produk yang lebih alami, lebih sehat, bebas bahan kimia, dapat didaur ulang, atau tidak boros sumber daya alam.
Perusahaan telah terlibat dalam greenwashing melalui siaran pers dan iklan menggembar-gemborkan energi bersih atau upaya pengurangan polusi. Pada kenyataannya, perusahaan mungkin tidak membuat komitmen yang berarti terhadap prakarsa ramah lingkungan.
Energy Tracker Asia membeberkan 10 contoh perusahaan terkenal yang melakukan greenwashing:
1. McDonald’s – Inisiatif Ramah Lingkungan dan Sedotan Kertas
Pada tahun 2019 raksasa makanan cepat saji ini mengkampanyekan untuk mengurangi jumlah plastik sekali pakai yang ada di tokonya. Fokus utamanya adalah mengganti semua sedotan plastik dengan alternatif kertas yang dapat didaur ulang.
Kampanye tersebut sangat sukses dalam menggambarkan McDonald’s sebagai pemangku kepentingan utama dalam mengurangi limbah plastik dan merangkul solusi berkelanjutan.
Namun, sedotan kertas barunya tidak dapat didaur ulang, dan sumber serta pembuatannya telah menimbulkan pertanyaan keberlanjutan yang berbeda. Hal ini menyebabkan penolakan publik terhadap kampanye tersebut, tetapi McDonald’s terus meluncurkannya. Sekarang, perusahaan sedang mencari alternatif lain, seperti mengganti sedotannya dengan tutup sippy.
Namun, perusahaan tetap akan menggunakan plastik untuk membuat tutup sippy. Pendukung untuk mengurangi polusi plastik mengedepankan pilihan yang lebih sederhana, seperti tidak menggunakan tutup atau sedotan, tetapi minum langsung dari cangkir.
2. Royal Dutch Shell – Jejak Karbon dan Kasus Pengadilan
Shell harus melawan beberapa kasus pengadilan di Belanda karena greenwashing sebagai pembangkit tenaga bahan bakar fosil global. Perusahaan gas dan minyak ini telah berulang kali meluncurkan kampanye dan wawancara yang menggambarkan dirinya berkomitmen pada program net-zero global, mengurangi emisi karbon, dan membantu dunia melawan pemanasan global dan beralih ke energi terbarukan.
Namun, beberapa laporan menunjukkan, Shell terus menjajaki peluang baru untuk produksi minyak dan gas. Itu hanya 1% dari investasi jangka panjangnya untuk energi terbarukan rendah karbon.
Perusahaan juga telah menolak memperluas rencana portofolio ekonominya sejalan dengan tujuan net-zero global dan tidak jelas tentang rencana aktualnya untuk mengurangi emisi karbonnya. Beberapa ahli melihat tanda jika Shell tidak berniat melakukan aksi iklim yang menentukan di luar kampanye iklannya.
3. Volkswagen – Tes Emisi Kecurangan dan Opsi Ramah Lingkungan
Produsen mobil Volkswagen kedapatan memalsukan laporan emisinya pada beberapa lini kendaraan dieselnya pada tahun 2015. Hal ini menyebabkan beberapa tuntutan hukum dan denda miliaran.
Tertarik untuk memanfaatkan kumpulan konsumen yang tertarik dengan transportasi rendah karbon yang terjangkau, pabrikan Jerman itu mencap lini baru kendaraan dieselnya sebagai salah satu opsi paling ramah lingkungan yang tersedia, dan seharusnya memiliki data untuk ditampilkan.
Selama beberapa tahun, kendaraannya dianggap sebagai salah satu penghasil emisi terendah di pasar mesin pembakaran.
Sampai Badan Perlindungan Lingkungan AS menyadari, mobil tersebut menghasilkan emisi hingga 40 kali lebih banyak daripada yang diiklankan. Volkswagen membantah memalsukan datanya dan menyesatkan publik, dengan mengatakan telah salah memahami persyaratan pengujian.