Scroll untuk baca artikel
Kesehatan

Waspada, 5 Penyakit Penyerta Musim Hujan

Redaksi
×

<strong>Waspada, 5 Penyakit Penyerta Musim Hujan</strong>

Sebarkan artikel ini

Musim hujan pada tahun 2022/2023 datang lebih awal dibandingkan normalnya yakni terjadi pada bulan September hingga November 2022

BARISAN.CO – Masih di bulan Nopember 2022 ini intensitas hujan terus berlangsung, bahkan sesekali dengan intensitas tinggi. Seperti yang sudah kita alami bersama, musim hujan pada tahun 2022/2023 datang lebih awal dibandingkan normalnya yakni terjadi pada bulan September hingga November 2022. 

Awal musim hujan tahun ini pada setiap daerah di Indonesia berbeda beda. Begitupun dengan puncak musim hujan yang akan terjadi. Mengutip buku “Prakiraan Musim Hujan 2022/23 di Indonesia” yang dirilis BMKG melalui situs resminya awal September 2022 lalu.

BMKG memperkirakan bahwa puncak musim penghujan terjadi di bulan Desember 2022 dan Januari 2023. Artinya minimal dalam dua bulan ke depan intensitas hujan berskala tinggi akan kita alami selama setidaknya dua bulan ke depan.

Dengan ini kita tetap harus waspada atas penyakit penyakit penyerta yang biasanya lebih banyak bermunculan saat musim hujan terjadi.

Tidak dipungkiri, setidaknya satu bulan ke belakang banyak masyarakat kita yang hampir bersamaan mengalami kondisi batuk dan flu. Lantas penyakit apa saja yang harus lebih diwaspadai selama musim hujan terjadi?

Demam Berdarah dan Leptospirosis

Dua di antaranya adalah penyakit Demam Berdarah (DBD) dan leptospirosis. Penyakit yang sering terjadi pada musim hujan tersebut disampaikan oleh dr. Citra Indriani, M.P.H seorang epidemiologist FK-KMK UGM.

Untuk itu dr. Citra Indriani, M.P,H., menghimbau masyarakat untuk mewaspadai beberapa penyakit yang berpotensi muncul saat musim penghujan yaitu ancaman penyakit demam berdarah dengue (DBD).

“Ada potensi peningkatan kasus DBD saat musim hujan. Sebab, saat musim hujan terjadi peningkatan tempat perindukan nyamuk Aedes aegypti sehingga penularannya juga semakin tinggi,” jelasnya saat menjadi narasumber pada suatu acara yang disiarkan RAISA Radio.

Upaya 3 M yakni menguras, menutup penampungan air, dan mengubur sampah dianggap Citra perlu diperhatikan masyarakat agar bisa mencegah DBD. Selain itu, juga diikuti dengan langkah lainnya seperti menggunakan lotion anti nyamuk, rajin membersihkan tubuh, menggunakan kelambu guna menghindari gigitan nyamuk Aedes Aegypty. 

Selain demam berdarah, Citra menyebutkan leptospirosis juga menjadi penyakit yang banyak timbul saat musim penghujan, terutama di daerah yang banyak terdapat genangan air atau kondisi banjir.

Masyarakat yang tinggal di kawasan rawan banjir perlu mewaspadai penyakit akibat bakteri leptospira yang disebarkan melalui air kencing tikus ini. Penyakit yang disebabkan oleh bakteri yang berbentuk spiral ini dapat menginfeksi manusia lewat kulit, khususnya jika ada luka.

“Upayakan selalu menggunakan alas kaki agar terhindar dari leptospirosis,” imbau dosen FKKMK yang juga peneliti Pusat Kedokteran Tropis UGM ini.

Diare

Ia menambahkan penyakit diare juga rentan mengalami peningkatan saat musim penghujan, terlebih di daerah yang terdampak bencana banjir.  Menurutnya, banjir biasanya menyebabkan sistem sanitasi terganggu sehingga berpotensi adanya peningkatan kasus diare di wilayah yang terkena banjir.

3. Jamur Kulit dan Flu 

Lebih lanjut Citra menuturkan bahwa penyakit jamur kulit yang diakibatkan oleh kelembaban yang meningkat juga biasanya akan sering terjadi saat musim hujan datang. Lalu, penyakit lain yang biasa muncul adalah flu biasa.

Jaga Imunitas Tubuh

Menyiasati kondisi seperti ini, lantas bagaimana cara yang harus dilakukan untuk mencegah infeksi muncul saat musim hujan?

Citra menyebutkan masyarakat untuk menjaga imunitas, mengonsumsi makanan bergizi dan seimbang, tetap rajin berolahraga serta menjalani pola hidup bersih dan sehat. Dapat juga dilakukan fogging dilingkungan sekitar apabila sudah ada yang terdeteksi terkena demam berdarah.