Eco Enzyme adalah cairan hasil pengolahan sampah organik yang memiliki beragam manfaat. Teknik pengolahan pertama kali dikenalkan pendiri Asosiasi Pertanian Organik Thailan yakni Dr. Rosukon Poompanvong.
BARISAN.CO – Kesadaran akan pentingnya menjaga lingkungan hidup saat ini menjadi kebutuhan, seiring dengan kepedulian terhadap hidup sehat. Hal yang paling sederhana dilakukan dalam skala rumah tangga yakni mengolah sampah organik. Ada beragam cara mengolah limbah tersebut, mulai dibuat pupuk kompos, pupuk organik cair dan saat ini yang lagi populer yakni membuat eco enzyme.
Eco Enzyme adalah cairan hasil pengolahan sampah organik yang memiliki beragam manfaat. Teknik pengolahan pertama kali dikenalkan pendiri Asosiasi Pertanian Organik Thailan yakni Dr. Rosukon Poompanvong.
Gagasan kepedulian terhadap lingkungan rumah tangga yakni dengan mengolah enzim dari sampah organik. Eco Enzyme merupakan hasil fermentasi sampah organik seperti kulit buah, ampas buah, sayuran maupun organik lain yang dicampur dengan gula merah atau gula tebu dan air.
Hasil dari fermentasi sampah organik disebut Eco Enzyme dengan ciri airnya berwarna coklat gelap dan memiliki aroma hasil fermentasi sehingga berasa asam manis. Lantas bagaimana cara membuat Eco Enyzme?
Cara membuat Eco Enyzme
Cair serba guna ini cara membuatnya sangat mudah akan tetapi harus teliti dan mengevaluasinya membutuhkan kesabaran. Upaya sederhana untuk mengurangi sampah, terlebih lagi untuk mengurangi produksi limbah kimia sitetis.
Adapun cara membuat eco enzyme yakni dengan memakai rumus perbandingan 1:10:3. Sedangkan penerapan rumus tersebut, 1 bagian gula (gula merah atau gula tebu), 10 bagian air dan 3 bagian sampah organik.
Misalnya ingin membuatnya di tempat atau wadah dengan volume 10 liter, maka penerapannya 600 gram bagian gula, 6 liter bagian air dan sampah organik 1800 gram. Itulah takaran membuat eco enzyme, lebih jelasnya berikut ini:
Alat:
1. Pisau
Digunakan untuk memotong sampah organik.
2. Wadah plastik (galon, toples, ember bekas cat)
Wadah yang digunakan hendaknya berbahan plastik, tidak diperkenankan menggunakan botol atau bahan dasar kaca. Begitu juga tutup memiliki mulut yang tidak sempit, sebab tutup yang sempit rentan meledak.
Namun untuk mengatasi mulut sempit, seperti wadah galon disiasati dengan membuat sirkulasi udara. Diusahakan wadah yang digunakan telah dibersihkan.
Bahan:
1. Gula
Gula yang dipakai untuk membuat adalah gula merah atau gula tebu. Selain itu bisa dengan molase cair, molase kering, gula kelapa, gula lontar maupun gula aren.
Tidak diperkenankan menggunakan gula pasir, sebab gula pasir mengandung bahan kimia.
2. Air
Untuk menghasilkan kualitas terbaik hendaknya menggunakan air yang bersih, seperti air PAM, air gallon, air isi ulang maupun air hujan.
3. Sampah organik
Membuat sesuatu yang baik tentu dengan bahan organik yang baik seperti sisa buah dan sayuran. Sisa-sia sayuran dan buah tersebut dipotong kecil-kecil untuk kemudian dimasukan ke dalam wadah pembuatan atau produksi eco enzyme.
Langkah pembuatan:
Adapun langkah-langkap pembuatan eco enzyme yakni sebelumnya membersihkan wadah dari sisa-sisa kotoran dan bahan kimia.
Sesuai rumus 1:10:3, misalnya membuat 10 liter eco enzyme. Masukan bahan-bahan ke dalam wadah; bagian air sebanyak 60%, lalu masukan bagian gula 10% dan masukan bahan organik sebanyak 30%.
Kemudian semua bahan diaduk hingga merata, tutup rapat dan beri label tanggal pembuatan dan tanggal waktu panen. Adapun waktu panen hasil sampah organik berupa eco enzyme yakni membutuhkan waktu 3 (tiga) bulan.
Hasil panen bisa ditempatkan di botol-botol kecil maupun wadah yang dapat menampung. Ciri-ciri eco enzyme berhasil dan baik yakni memiliki tingkat keasaman ( pH) di bawah 4,0 dan beraroma asam segar khas fermentasi.