Pemerintah daerah harus bersiap, jangan sampai karhutla parah tahun 2019 terjadi lagi.
BARISAN.CO – Memasuki bulan-bulan penuh fenomena cuaca ekstrem, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengingatkan akan adanya risiko kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
Dalam konferensi pers kemarin, Jumat (27/1/2023), Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menyebut 3 wilayah yang paling rawan yakni Provinsi Riau, Jambi, dan Sumatera Utara.
Peningkatan potensi karhutla disebabkan adanya anomali iklim basah yang melemah pada Maret hingga April 2023. Hal ini membuat cuaca mengering dan panas sehingga meningkatkan potensi karhutla.
Dwikorita menjelaskan curah hujan bulanan di 3 provinsi rawan tersebut mengalami tren menurun.
“Riau, sebagian Sumatera Utara, dan Jambi terindikasi curah hujan bulanan rendah. Artinya itu bisa dianggap sebagai kemarau.” Katanya.
Adapun potensi karhutla di tahun 2023 diperkirakan meningkat. Sebab, tak seperti tahun-tahun sebelumnya yang kemaraunya bersifat basah, kemarau kali ini menurut Dwikorita bersifat kering.
Ia meminta pemerintah daerah sigap terhadap anomali cuaca. Jangan sampai terjadi lagi karhutla kolosal seperti pada 2019, yang menghabiskan 1,6 juta hektare lahan.
“Pemda harus bersiap. Masyarakat pun perlu diedukasi dan diberikan sosialisasi agar juga melakukan pencegahan dan antisipasi dengan tidak melakukan pembakaran secara sembarangan,” ujarnya. [dmr]