Ka’ab bin Zuhair bertemu Rasulullah Saw, di hadapan Rasulullah Saw ia memohon maaf dan menyatakan diri masuk Islam
BARISAN.CO – Ka’ab bin Zuhair merupakan sosok penyair yang gemar membenci Nabi Muhammad Saw. Ia hidup pada masa Rasulullah Saw dan meningggal pada tahun 645 Masehi.
Silsilah dan nama aslinya Ka’ab bin Zuhair bin Abi Sulma bin Robiah bin Royyah bin Al-Awwam bin Qurth bin Al-Harits bin Mazin bin Kholawah bin Tsa’labah bin Tsaor bin Hurmah bin Lathom bin Utsman bin Mazinah. Ibunya adalah seorang wanita dari Bani Abdullah bin Ghothfan yang bernama Kabasyah binti Ammar bin Adi bin Suhim.
Ia salah satu sosok penyair arab masa itu dan belajar syair langsung kepada ayahnya. Sejak kecil sudah bergelur dengan syair-syair arab.
Begitu juga dengan kakaknya Bujair bin Zuhair juga diajari orang tuanya tentang syair. Namun kakaknya tidak sepandai dirinya yang masuk penyair Mukhadramun yang menyampaikan syiar langsung di hadapan Rasulullah Saw.
Pada masa Islam awal, kelompok penyair terbagi menjadi tiga yakn; Pertama, Jahiliyyun yakni kelompok penyair arab yang hidup pada masa Jahiliyah dan masuk ke masa Islam namun karen kejahilihannya tidak masuk Islam.
Kedua, Mukhadlramūn adalah kelompok penyair Islam yang hdiup pada masa jahiliyah dan masa Islam. Akan tetapi mereka golongan orang yang masuk agama Islam.
Ketiga, Islamiyyun yakni para penyair yang lahir pada masa Islam.
Ketika Islam mulai berkembang, kakak Ka’ab bin Zuhair yakni Bujair bin Zuhair mendatangi Rasulullah Saw untuk memeluk agama Islam.
Mendengar hal itu, terlebih lagi kakak kesayangannya masuk agama Islam, ia marah dan makin membenci Nabi Muhammad.
Acapkali Ka’ab bin Zuhair mencela Rasulullah Saw dan bahkan para sahabat nabi juga turut kena imbas celaannya.
Tentu hal ini membuat para sahabat Nabi geram dan ingin membunuhnya. Namun kakanya Bujair bin Zuhair mendengar hal itu.
Lantas ia mendatangi adiknya memberikan nasihat untuk bertaubat dan meminta maaf kepada Nabi Muhammad Saw.
Akan tetapi ia makin geram dan semakin membenci Rasulullah Saw. Ia tidak takut dengan tantangan para sahabat Nabi. Kemudia ia mendatangi kabilah-kabilah arab untuk meminta pertolongan dan perlindungan.
Dari sekian kabilah yang ditemuinya, tidak ada satupun kabilah yang bersedia memberikan perlindungan kepadanya.
Lantas ia mendatangi sahabat Abu Bakar, kebersamaannya dengan Abu Bakar menjadikan ia makin tersadar akan perangai Rasulullah Saw.
Abu Bakarpun jadi penengah, mengajak Ka’ab bin Zuhair untuk bertemu Rasulullah Saw. Di hadapan Rasulullah Saw ia memohon maaf dan menyatakan diri masuk Islam, lalu ia melantunkan sebuah syair di hadapan Rasulullah Saw:
بانَت سُعادُ فَقَلبي اليَومَ مَتبولُ # مُتَيَّمٌ إِثرَها لَم يُفدَ مَكبولُ
“Su’ad berpisah jauh sekali, maka hatiku hari ini sedih, sakit karena cinta. Lemah lunglai tak mampu lepas dari ketertawanan dan belenggu.”
وَما سُعادُ غَداةَ البَينِ إِذ رَحَلوا # إِلّا أَغَنُّ غَضيضُ الطَرفِ مَكحولُ
“Dan Su’ad di pagi hari pergi, ketika mereka pergi hanyalah suara erang rusa dan kedipan mata.”
Setelah selesainya pembacaan syair, lalu Rasulullah Saw memeluknya dan Rasulullah Saw melepas burdah atau jubahnya dan dikenakan kepada Ka’ab bin Zuhair.
Lantas syair Ka’ab bin Zuhair yang dibacakan dihadapan Rasulullah Saw dikenal dengan Burdah Ka’ab bin Zuhair atau qasidah Banat Su’ad. []