Scroll untuk baca artikel
Sastra

Ramadan (Tak) Berkah. Di Negara Bedebah – Puisi Lukman Wibowo

Redaksi
×

Ramadan (Tak) Berkah. Di Negara Bedebah – Puisi Lukman Wibowo

Sebarkan artikel ini
ramadan tidak berkah
Ilustrasi/Barisan.co

Di tengah semangat ibadah, ada yang berjuang bukan hanya menahan haus dan lapar, tetapi juga menahan sesak di dada karena dompet yang nyaris kosong.

π—₯𝗔𝗠𝗔𝗗𝗔𝗑 (π—§π—”π—ž) π—•π—˜π—₯π—žπ—”π—›. π——π—œ π—‘π—˜π—šπ—”π—₯𝗔 π—•π—˜π——π—˜π—•π—”π—›.

Ia ingin memasak nasi. Tapi belum membeli beras. Uangnya cuma tersisa 7000. Kembalian dari Samsat. Perpanjangan pajak motor.

Gaji dari pabrik. Minggu lalu. Ngepres melunasi kontrakan rumah. Nyicil utang ke Kang Darmin. Dan membayar biaya pesantren kilat: dua anaknya. Lalu habis. Sementara. Tunggakan kas PKK istrinya. Nambah satu bulan lagi.

Ia ingin ngutang ke Warung Madura. Atau cash Β½ kilo beras. Bagaimana pun. Ia dan istrinya harus makan yang banyak. Agar besok kuat berpuasa.

Lukman Wibowo. Pas sakit pinggang. 20/03/25.