Pernahkah kamu merasa kosong meski semua impian duniawi telah tercapai? Mungkin hatimu sedang merindukan satu cinta yang paling hakiki cinta kepada Allah.
BARISAN.CO – Dalam kehidupan yang penuh gejolak ini, manusia sering kali mencari cinta dari sesama, dari dunia, dari pencapaian materi. Namun, ada satu cinta yang tak pernah mengecewakan, tak pernah meninggalkan, dan selalu menyembuhkan: cinta kepada Allah SWT.
Cinta kepada Allah adalah fondasi keimanan. Ia bukan hanya rasa, tetapi kekuatan spiritual yang mengarahkan hati menuju ketenangan sejati. Dalam Islam, Rasulullah SAW telah mewariskan banyak hadis yang menggambarkan betapa agung dan pentingnya mencintai Allah.
Berikut ini adalah 5 hadis pilihan tentang cinta kepada Allah, lengkap dengan penjelasan maknanya, yang bisa menjadi bahan renungan sekaligus motivasi ruhani.
1. Cinta kepada Allah Itu Harus Diikuti dengan Tindakan
اِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّوْنَ اللّٰهَ فَاتَّبِعُوْنِيْ يُحْبِبْكُمُ اللّٰهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْۗ وَاللّٰهُ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ
“Jika kamu mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah akan mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu.” Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Ali-Imran: 31)
Ayat ini adalah fondasi utama cinta kepada Allah. Tidak cukup hanya mengaku cinta, kita harus membuktikannya dengan mengikuti Rasulullah SAW.
Itulah jalan untuk mendapatkan cinta dan ampunan Allah. Sunnah Rasul adalah cerminan hidup yang dicintai oleh Allah.
Tindakan kecil seperti shalat tepat waktu, menjaga akhlak, dan membaca Al-Qur’an setiap hari adalah bentuk nyata cinta kita kepada Allah.
2. Cinta Allah Membawa Cinta Langit dan Bumi
إذا أحب الله تعالى العبد، نادى جبريل: إن الله تعالى يحب فلانا، فأحْبِبْهُ، فيحبه جبريل، فينادي في أهل السماء: إن الله يحب فلاناً، فأحبوه، فيحبه أهل السماء، ثم يوضع له القَبُولُ في الأرضِ». وفي رواية لمسلم: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : «إنَّ اللهَ تعالى إذا أحب عبدًا دعا جبريل، فقال: إني أحب فلانا فَأَحْبِبْهُ، فيحبه جبريل، ثم ينادي في السماء، فيقول: إن الله يحب فلاناً فأحبوه، فيحبه أهل السماء، ثم يوضع له القَبُولُ في الأرضِ، وإذا أبغض عبدا دعا جبريل، فيقول: إني أبغض فلاناً فأبغضه. فيبغضه جبريل، ثم ينادي في أهل السماء: إن الله يبغض فلاناً فأبغضوه، ثم تُوضَعُ له البَغْضَاءُ في الأرض
“Jika Allah Swt mencintai seorang hamba, maka Dia memanggil Jibril, “Sesungguhnya Allah -Ta’ālā- mencintai si fulan, maka cintailah si fulan itu.” Jibril pun lalu mencintainya. Selanjutnya ia berseru di tengah-tengah para penghuni langit, “Sesungguhnya Allah mencintai si fulan, maka cintailah oleh kalian semua si fulan.” Para penghuni langit pun mencintainya. Setelah itu, si fulan itu pun diterima (dicintai) orang di bumi. Di dalam riwayat Muslim disebutkan, Rasulullah -ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam- bersabda, “Sesungguhnya Allah -Ta’ālā- apabila mencintai seorang hamba, Dia memanggil Jibril dan berfirman, “Sesungguhnya Aku mencintai si fulan, maka cintailah ia.” Jibril pun mencintainya dan menyeru di langit. Ia berkata, “Sesungguhnya Allah mencintai si fulan, maka cintailah oleh kalian semua si fulan itu.” Orang itu pun dicintai oleh para penghuni langit. Setelah itu, si fulan itu pun diterima (dicintai) orang di bumi. Jika Allah membenci seorang hamba, Dia memanggil Jibril dan berfirman, “Sesungguhnya Aku membenci si fulan, maka bencilah engkau kepadanya.” Jibril pun membencinya lalu berseru di tengah-tengah penghuni langit, “Sesungguhnya Allah membenci si fulan, maka bencilah kalian kepadanya.” Mereka pun membencinya. Selanjutnya kebencian kepadanya diletakkan di bumi.” (HR. Murrafaq ‘alaih}